Bandara Juanda Dikonsep Green Airport

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Selain diklaim sebagai bandara terbesar di Asia Tenggara, Bandara Internasional Juanda juga bakal menjadi bandara yang ramah lingkungan atau green airport. Sebab bandara yang terletak di Kabupaten Sidoarjo ini akan dibuat seasri mungkin dengan banyak pohon yang tumbuh.
“Di manapun ada lahan yang kosong akan ditanami pohon. Termasuk di sekitar runway baru yang dibangun 60 persennya di laut, jika ada tanahnya akan ditanami pohon mangrove. Kita ingin bandara nanti sangat asri dan hijau,” kata Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, Kamis (7/1).
Menuru dia, perluasan Bandara Juanda yang membutuhkan lahan total seluas 4.000 hektare ini akan menampung 70 juta penumpang setiap tahun. Jumlah ini tentunya naik berlipat-lipat jika dibandingkan kondisi Bandara Juanda saat ini yang hanya mampu menampung 17 juta penumpang dari total kapasitas sebenarnya, 12 juta orang saja.
Dengan total penumpang mencapai 70 juta itu, jumlah ini akan melampui kapasitas Bandara Soekarno-Hatta yang ‘hanya’ berkapasitas 50 juta orang saja. Makanya tak berlebihan jika Bandara Juanda nantinya diklaim yang terbesar di Asia Tenggara, karena lebih besar dibanding Bandara Changi Singapura ataupun Bandara Suvarnabhumi Bangkok, Thailand.
Sementara panjang runway baru nantinya mencapai 4 kilometer sehingga mampu didarati pesawat terbesar saat ini, yaitu Airbus A380 yang mampu menampung penumpang sebanyak 853 orang dengan beban pesawat hingga 150 ton. “Jika runway baru jadi, bisa didarati dua pesawat Airbus A380 setiap hari. Bandara Soekarno-Hatta belum bisa didarati pesawat ini,” kata Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo.
Agar lalu lintas penumpang yang akan naik maupun turun dari pesawat berjalan lancar, total garbarata yang dibangun di Bandara Juanda juga sangat banyak mencapai 149 buah. “Terminal 3 yang akan dibangun nanti juga memiliki enam lantai, dengan ornamen sangat Jawatimuran,” ungkapnya.
Terkait berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun bandara yang begitu megah itu, Pakde Karwo tidak mau mengatakannya. Alasannya, soal anggaran adalah wewenang PT Angkasa Pura I dan Pemprov Jatim tidak memiliki kewenangan soal anggaran.
“Selain itu, keinginan kita itu macam-macam. Makanya anggarannya terus bertambah. Saya tidak tahu berapa anggarannya, itu urusan Angkasa Pura termasuk anggarannya dari mana. Berapa dari investor dan dana pemerintah itu jadi urusan Angkasa Pura,” jelasnya.
Kenapa Angkasa Pura mau membangun Bandara Juanda begitu megah dan terbesar di Asia Tenggara bukan bandara yang lain ?. “PT Angkasa Pura itu bisnis, tentunya dia memiliki analisa panjang terkait potensi Jatim ke depan seperti apa. Bicara bisnis tentu tidak jauh dengan profit, mungkin Jatim memiliki potensi besar yang mendulang keuntungan besar pula,” ujar Pakde Karwo.
Mengenai target perluasan bandara, mantan Sekdaprov Jatim ini berharap Juni 2019 bandara selesai dibangun. “Angkasa Pura menarget akhir 2019 jadi, tapi kita inginnya pertengahan 2019 sudah jadi dulu, dengan catatan pemprov siap membantu apa yang dibutuhkan untuk pembangunan bandara,” tandasnya. [iib]

Rate this article!
Tags: