Bangkitnya Kejayaan Kota Pasuruan melalui Pasuruan Djaman Bijen

Sejumlah stand tengah dikebut pengerjaanya untuk kegiatan Pasoeroean Djaman Bijen yang dilaksanakan mulai 2-4 Maret 2018 di sepanjang Jl Pahlawan Kota Pasuruan, Kamis (1/3) sore.

(Hari Ini Dibuka Wali Kota Pasuruan)
Pasuruan, Bhirawa
Pemerintah Kota Pasuruan kembali melaksanakan kegiatan Pasuruan Djaman Bijen atau Pasuruan Tempo Dulu.
Kegiatan yang digelar selama tiga hari, yakni mulai 2-4 Maret 2018 di sepanjang Jl Pahlawan Kota Pasuruan untuk membangkitkan kembali semangat kejayaan Kota Pasuruan, sekaligus memperkenalkan potensi Kota Pasuruan pada tempo dulu, baik dari sisi seni, budaya dan kuliner yang harus dikembangkan.
“Pasoeroean Djaman Bijen untuk menggagas serta membangkitkan kembali semangat kejayaan Kota Pasuruan. Sehingga, warga dapat menggali sejarah sekaligus menangkap nilai dan semangat masa lalu. Termasuk pula ini momen penting untuk mengangkat kembali potensi Kota Pasuruan,” ujar Hardi Utoyo, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Pasuruan, Kamis (1/3) sore.
Dalam perjalanannya, lanjut Hardi, Pasuruan dikenal sejak masa kerajaan ratusan tahun lalu yakni Kerajaan Singosari. Keberadaan Pasuruan dikenal sebagai daerah perdagangan dengan pelabuhannya.
“Makanya, kami berharap potensi ini akan selalu menjadi magnet tersendiri dari para wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara,” terang Hardi Utoyo.
Pasoeroean Djaman Bijen merupakan rangkaian Hari Jadi Kota Pasuruan ke 332. Semua peserta akan menggunakan atribut rakyat dan memakai pakaian pejuang, termasuk juga Wali Kota Pasuruan, Wawali dan Forkopimda maupun pejabat lainnya. Berbagai atraksi kesenian tradisional juga akan menjadi penghibur.
Tak hanya itu, acara Pasoeroean Djaman Bijen juga terdapat 90 stand dari OPD, UKM, komunitas seni dan budaya, sekolah hingga masyarakat umum. Kegiatan tahunan tersebut akan langsung dibuka oleh Drs H Setiyono M.Si, Wali Kota Pasuruan.
“Kami kumpulkan semua. Mulai sembari menghadirkan kenangan Kota Pasuruan dari tahun ke tahun dalam bentuk yang bermacam-macam, juga beragam budayanya,” tegas Hardi Utoyo. [hil]

Tags: