Bangladesh Pesan Kapal Patroli ke Banyuwangi

01-kapal banyuwangiBanyuwangi, Bhirawa
Industri perkapalan nasional kembali mendapat kepercayaan negara asing untuk membuat kapal patroli. Berdiri di ujung timur Jawa, PT Lundin Industry Invest dipercaya menggarap 18 unit kapal jenis X12 High Speed Patrol Boat oleh Bangladesh dengan nilai kontrak Rp 75 miliar lewat tender.  Penandatanganan proyek dilakukan oleh Deputi Direktur Jenderal Cost Guard Bangladesh, Yahya Syed dan pemilik PT Lundin, John Ivar Alan Lundin di Banyuwangi, Selasa, (28/10).
Proyek rencananya rampung dalam tempo satu tahun sejak kontrak diteken dua bulan lalu.  “Pembuatan dilakukan pararel. Kalau lancar, perakitan tiap unit kapal butuh waktu 2-3 minggu. Tergantung kedatangan material dan mesinnya,” kata Direktur PT Lundin Industry Invest, Lizza (istri John Ivar Alan Lundin) di sela-sela mendampingi inspeksi utusan Bangladesh, Selasa (28/10).
Lizza mengklaim jenis X12 High Speed Patrol Boat termasuk varian baru yang akan diekspor. Sebelumnya Lundin telah mengekspor berbagai jenis kapal patroli ke sejumlah negara asing. Konstruksi kapal berdimensi panjang 11,7 meter; tinggi 9,6 meter; draft 0,8 meter; dan kapasitas bahan bakar 1.350 liter. Dapur pacu kapal ditopang dua mesin marine diesel   dengan power 2.435-480 HP. Kemudian maksimal kecepatan 35 knot, daya tampung penumpang delapan orang, dan tiga kru.
Yahya Syed, Deputi Direktur Jenderal Cost Guard Bangladesh, mengaku memilih Lundin karena dikenal piawai merancang bangun kapal patroli berbahan vibercarbon. Ia tak mempersoalkan harga kapal dan lebih mencari kualitas. Sebelumnya, Bangladesh kerap memesan kapal dari industri perkapalan di India, Australia, dan Malaysia. Kapal ini digunakan buat mendukung operasi maritim di sepanjang wilayah laut Bangladesh.
Kerjasama dengan Indonesia secara umum, kata Yahya, tak lepas dari dominasi penduduk muslimnya. Pihak Angkatan Laut Bangladesh minimal butuh 23 unit kapal sejenis untuk mengamankan wilayah kedaulatan perairan. “Sistem persenjataannya cuma senapan standar. Sekaligus mengantisipasi illegal fishing,” kata Yahya.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengapresiasi industri perkapalan di Banyuwangi bisa berkontribusi positif mencetak produk berdaya saing di tingkat global. Seiring tumbuhnya pesanan, Bupati Anas berharap semakin banyak tenaga kerja lokal yang dipekerjakan di PT Lundin. Termasuk melibatkan para ahli desain dari Selandia Baru, Inggris, dan Swedia. Dengan begitu, ada proses transfer teknologi bagi tenaga lokal terkait indutri padat modal sektor maritim.
Bupati Anas yakin produk kapal asal Banyuwangi tidak kalah dibandingkan buatan galangan kapal lain yang berpusat di kota-kota besar. “Saya ikut bangga atas pesanan kapal di PT Lundin oleh Bangladesh. Semoga bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal di Banyuwangi,” ujar Bupati Anas.
PT Lundin Industry Invest sebelumnya merilis Kapal Cepat Rudal Trimaran 63 meter pesanan TNI AL. KASAL, Laksamana Marsetio langsung meninjau proses pembuatan konstruksi kapal tersebut. KCR Trimaran 63 meter merupakan proyek lanjutan atas gagalnya KRI Klewang 625 yang terbakar pada September 2012. PT Lundin fokus memproduksi unit kapal patroli berbahan vibercarbon. Kini PT Lundin mempekerjakan 250 karyawan dan diharapkan mencapai 450 orang secara bertahap. [nan]

Keterangan Foto : Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Deputi Dirjen Coast Guard Bangladesh, Yahya Syed meninjau proses rancang bangun konstruksi kapal X12 High Speed Patrol Boat di PT Lundin Industry Invest, Selasa (28/10). [diananta putra/bhirawa]

Tags: