Bangun Jaringan Irigasi Habiskan Rp10 M di Kab.Malang

Lahan persawahan di Desa Ngadilangkung, Kec Kepanjen, Kab Malang, yang saat ini butuh peningkatan jaringan irigasi.

Kab Malang, Bhirawa
Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU SDA) Kabupaten Malang, pada tahun 2017 ini siap melakukan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi sepanjang 26 kilometer. Peningkatan pembangunan irigasi tersebut untuk mengoptimalkan debet air pada pengairan irigasi sawah teknis.
”Dinasnya siap melakukan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi di 52 titik. Di setiap titiknya akan kita bangun sepanjang lebih kurang 500 meter. Sehingga dengan kita lakukan rehabilitasi jaringan irigasi tersebut, maka pasokan air yang dibutuhkan petani untuk lahan pertaniannya, agar kebutuhan air bisa terpenuhi dengan baik,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pembangunan DPU SDA Kabupaten Malang Anang Udayana, Minggu (9/4) kemarin.
Dijelaskan,  dari 52 titik yang akan dilakukan rehabilitasi jaringan irigasi tersebut, tersebar di 33 kecamatan. Sehingga untuk membangun jaringan irigasi dibeberapa titik itu, telah membutuhkan anggaran sebesar Rp 10 miliar, yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang Tahun 2017. Sedangkan anggaran sebesar itu, yakni tidak hanya digunakan untuk peningkatan jaringan tanah jadi semi teknis saja. Tapi anggaran itu juga digunakan untuk peningkatan jaringan yang terdampak bencana alam.
“Dengan dibangunnya jaringan irigasi menjadi semi teknis bertujuan untuk mengurangi kebocoran air. Sehingga nantinya pemanfaatan air yang ada pada jalur tersebut bisa optimal. Sehingga petani nantinya tidak lagi berebut air untuk mengairi lahan pertaniannya,” tegas Anang.
Ia mengaku, jika selama ini masih banyak terjadi kebocoran air, karena irigasi yang ada jalur airnya  masih tradisional atau masih tanah. Namun, dengan adanya pembangunan jaringan irigasi, maka irigasi yang kita bangun itu terbuat dari batu sungai dan bata merah. Sehingga akan memiliki kekuatan sebagai jalur air untuk kepentingan petani, dan hal itu juga akan mengurangi kebocoran air saat mengaliri lahan pertanian atau persawahan.
Meski bangunan irigasi diperkuat, kata Anang, tapi hal tersebut tidak bisa mengalahkan alam. Artinya ketika ada bencana alam bangunan sekokoh apapun akan terjadi kerusakan. Dan dirinya berharap agar masyarakat juga ikut menjaga serta merawat bangunan irigasi.
“Karena bangunan irigasi itu merupakan jalur air sebagai pemanfaatan pengairan untuk lahan pertanian. Sehingga petani juga harus menjaga agar bangunan irigasi itu dirawat dengan baik,” pungkasnya. [cyn]

Tags: