Bangun Jaringan Sekolah Islam Terpadu

Kepala Dindik Surabaya Ikhsan mendapat kesempatan untuk hadir dalam pembukaan Musyda I JSIT kemarin, Minggu (7/1). [adit hananta utama]

Surabaya, Bhirawa
Keberadaan sekolah Islam terpadu semakin jamak ditemui di Surabaya. Tidak kurang dari 28 lembaga berdiri di Kota Pahlawan ini. Mereka selanjutnya membangun jejaring untuk menjaga kualitas dan standar kelembagaannya.
Koordinator Wilayah 1 Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Jatim Abd Azhim mengatakan, seiring waktu jumlah sekolah Islam terpadu terus bertambah. Untuk itulah perlu dibentuk jaringan, utamanya di Surabaya.
“Memang belum semua sekolah Islam terpadu bergabung. Tapi sudah 28 yang gabung jaringan,” katanya di sela-sela Musyawarah Daerah I JSIT yang digelar di Asrama Haji Sukolilo kemarin, Minggu (7/1). 28 sekolah tersebut, lanjut dia, terdiri atas 22 TK, 3 SD, 2 SMP, dan 1 SMA.
Azim menyebut, jaringan ini relatif baru dibanding jaringan sekolah lain. Meski demikian, integrasi atau keterpaduan kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum nasional membuat sekolah Islam terpadu berbeda dengan sekolah lain.
Dengan dibentuknya jaringan, lanjut Azhim, akan mudah melakukan koordinasi dan evaluasi sekolah. “Sebelumnya hanya ada koordinator wilayah Surabaya,” terangnya. Salah satu target yang dikejar JSIT wilayah Surabaya adalah pemberian lisensi khusus kepada sekolah.
Dia mengatakan, pemberian lisensi JSIT ini tidak mudah. Salah satu syaratnya ialah sudah terakreditasi mininal A dari Dinas Pendidikan. Baru kemudian bisa mengajukan lisensi ke JSIT. Arah dari lisensi JSIT ini berupa sekolah percontohan atau sekolah model. “Kepengurusan JSIT Surabaya ini nanti ke arah lisensi,” katanya.
Sekretaris II JSIT wilayah Jatim Siswandi menambahkan, musda adalah amanah musyawarah nasional (munas) JSIT. Ketika sekolah Islam terpadu kian banyak jumlahnya, maka perlu penataan manajemen. Kalau perlu, lanjutnya, JSIT meniru manajemen Dinas Pendidikan yang ada bidang-bidang dan UPTD.
Peran besar sekolah Islam terpadu kini ialah menyebarkan kebaikan, mulai dari penyiapan akhlak baik, ibadah, serta pandai memanfaatkan waktu. “Konsep pembelajaran sekolah Islam terpadu dengan menyajikan internalisasi dan menyediakan guru pintar dan pandai,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan berkesempatan hadir dalam musda itu. Menurut dia, jaringan yang solid dapat meningkatkan mutu pendidikan bersama.
“Kalau sudah kuat di bawah, anak-anak punya bekal yang kuat untuk menjadi pemimpin minimal bagi dirinya sendiri,” tandasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: