Bangun Kota Internasional Tapi Berbudaya

Dhimam Abror didampingi Guru Besar Unitomo Prof Sam Abede Pareno saat mengembalikan formulir bakal cawali ke Plt Ketua DPD Golkar Surabaya, M Alyas. [wawan triyanto/bhirawa]

Dhimam Abror didampingi Guru Besar Unitomo Prof Sam Abede Pareno saat mengembalikan formulir bakal cawali ke Plt Ketua DPD Golkar Surabaya, M Alyas. [wawan triyanto/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Pasar bebas ASEAN (MEA) yang diterapkan Bulan Desember mendatang, menjadi tantangan berat bagi wali kota Surabaya yang terpilih. Karena harus memiliki visi untuk bisa bersaing dan mendorong masyarakat bersaing dengan tenaga kerja asing.
Salah satu calon Wali Kota Surabaya, Dhimam Abror Djurait mengatakan, untuk bisa bersaing di MEA harus mengandalkan industri kreatif dan mendorong para pemuda untuk bisa meningkatkan kemampuan intelektualnya agar bisa bersaing dengan tenaga kerja asing.
Selain itu juga harus melibatkan semua elemen masyarakat termasuk para budayawan.”Saya punya obsesi menjadikan Surabaya Kota Internasional tapi tetap mempertahankan budaya,” katanya, Minggu (24/5).
Ia mengakui pembangunan Kota Surabaya lima tahun terkhir sudah sangat bagus, terbukti bisa mendapat penghargaan dari dalam maupun luar negeri. Namun tantang Kota Pahlawan akan berbeda pada lima tahun kedepan. “Permasalah lima tahun kedepan, Kota Surabaya harus bisa bersaing dengan negara lain di semua sektor,” kata pria yang juga mantan Ketua Umum PSSI Jatim itu.
Hanya yang sering dilupakan saat membangun kota bertaraf internasional adalah melupakan budaya, malah yang sering terjadi justru melupakannya. Sehingga tak jarang budaya lokal malah hilang dan dilupakan. “Saya tidak ingin itu terjadi, budayawan harus dilibatkan saat membangun kota,” katanya.
Seperti diketahui, Dhimam Abror sudah mengembalikan berkas formulir bakal calon Wali Kota ke Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Surabaya dan diterima langsung oleh M. Alyas, selaku Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD pada Jumat (.
Pada kesempatan tersebut, Dhimam Abror datang didampingi sejumlah anggota tim, salah satunya praktisi media sekaligus Guru Besar Universitas Dr Soetomo Surabaya, Prof. Sam Abede Pareno.
Menurut Alyas, partainya menjaring sejumlah nama tokoh yang menjadi kandidat kuat calon pemimpin Surabaya selama lima tahun ke depan, dan memberi kesempatan mendaftar melalui tim penjaringan yang khusus dibentuknya.
Khusus Dhimam Abror, kata dia, semua berkas pendaftarannya sudah memenuhi persyaratan dan tim penjaringan akan melakukan proses berikutnya. “Pendaftaran ini pasti ditindaklanjuti oleh tim. Terima kasih kepada Dhimam Abror dan selanjutnya partai akan bertahap melakukan mekanisme penjaringan,” tukasnya.
Langkah Dhimam Abror, lanjut dia, merupakan respons positif karena dengan perubahan konstelasi peta politik Surabaya menjelang Pilkada, otomatis menyolidkan internal partai dengan partai politik lain. “Kami juga sudah berkomunikasi dengan parpol lain dan sudah direspons untuk membentuk koalisi bersama,” ujarnya. [wwn

Tags: