Bangun Omah Munir Museum HAM Pertama di Asia Tenggara

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengamati miniatur Museum HAM Omah Munir di Kelurahan Sisir Kota Batu, Minggu (8/12). [Anas Bahtiar]

Komitmen Tegakkan Nilai HAM
Kota Batu, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melakukan peletakan batu pertama pembangunan Museum Hak Asasi Manusia (HAM) Omah Munir yang berlokasi di Kelurahan Sisir Kota Batu, Minggu (8/12) siang. Gubernur berharap keberadaan Museum HAM ini akan semakin meningkatkan komitmen masyarakat negeri ini untuk menjunjung nilai HAM dan demokrasi.
Gubernur Khotitah mengatakan bahwa keberadaan Museum HAM ini akan menyediakan wisata edukasi HAM dan demokrasi. Hal ini juga akan menguatkan Kota Batu menjadi salah satu Kota Wisata unggulan di Jatim. “Museum HAM ini juga menunjukkan bahwa Kota Batu menjadi salah satu referensi utama dalam pembangunan yang berkeadilan. Selain tingginya komitmen warga teradap penegakan HAM, Kota Batu juga pemerataan kesejahteraan terbaik dan angka kemiskinan terendah,”ujar Khofifah.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan Museum HAM ini maka Pemprov Jatim menanggung pembiayaan pembangunan museum sebesar Rp 5 miliar. Anggaran tersebut berasal dari APBD Pemprov Jatim tahun depan atau 2020. Namun setelah dilakukan perhitungan sesuai dengan RAB, biaya pembangunan museum mencapai Rp 10 miliar lebih. Hal ini berarti kekurangan tersebut akan dianggarkan pada tahun berikutnya.
Gubernur Jatim menyebut, Museum HAM Munir juga menjadi bagian untuk memanggil memori kita tentang Universal Declaration of Human Rights. Banyak sudut pandang tentang HAM yang akan memperkaya musium ini. Misalnya dari sudut pandang agama Islam, Imam Al – Ghozali merumuskan prinsip pokok Universal hak manusia dalam lima hal Hifdzul Aql atau kebebasan menyampaikan pendapat. Hifdz Addin kebebasan memeluk agama, Hifdz Nafs menjaga jiwa setiap warga bangsa, Hifdz Mal menjaga hak milik warga negara dan Hifrz irdi wan Nasl menjaga martabat serta generasi penerus bangsa.
Sementara, lahan pembangunan Museum HAM menggunakan aset milik Pemkot Batu seluas 220 meter persegi yan ada di Jl.Sultan Hasan Halim Kelurahan Sisir. “Jadi dalam pembangunan Museum HAM ini, Pemkot Batu menyediakan lahan, dan untuk pembangunan dibantu oleh Pemprov Jatim yang sudah disetujui tahun depan,”jelas Khofifah.
Nantinya, keberadaan Museum HAM Munir ini akan dikelola oleh Yayasan Omah Munir, sedangkan untuk perawatan dibiayai oleh Pemkot Batu. Dan dikatakan Gubernur bahwa keberadaan Museum HAM di Kota Batu ini akan menjadi yang pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Untuk itu Museum HAM Omah Munir harus mampu menjadi sarana pembelajaran HAM bagi generasi milenial. “Dengan adanya Museum HAM Omah Munir ini akan menjadi titik tolak dan referensi Pembangun Indonesia yang lebih berkeadilan,” tambah Khofifah.
Selain dihadiri Gubernur Jatim, peletakan batu pertama kemarin juga dihadiri Ketua Komnas HAM RI, Akhmad Taufan Damanik, Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, Istri almarhum Munir, Suciwati, perwakilan Kompolnas , LPKS dan beberapa Kepala OPD di Lingkungan Pemprov. Jatim dan Pemkot Batu.
Ketua Komnas HAM RI, Ahmad Taufan Damanik bahwa keterbukaan demokrasi dan keterbukaan ekonomi akan mencadi percuma tanpa disertai menjunjung norma HAM. Karena semuanya tidak akan mampu mencapai cita cita Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
“Keberadaan museum HAM ini meyakinkan masyarakat bahwa Indonesia bisa menjadi model dimana budaya dan nilai agama serta HAM bisa bersatu padu dalam membangun keadilan yang beradab,” ujar Taufan.
Ia memaparkan bahwa saat ini di Komnas HAM masih ada belasan berkas HAM yang prosesnya masih mandek. Dan salah satunya adalah berkas kasus Munir yang belum tuntas. Karena walau sudah sampai ranah pengadilan, namun yang diadili belum sampai pada tatanan pelaku. [nas]

Tags: