Bangun Transparansi, Luncurkan Kartu Petani Tebu Rakyat

Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) Subiyono ketika meninjau stan binaan IKGI.

Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) Subiyono ketika meninjau stan binaan IKGI.

Surabaya, Bhirawa
Industri pergulaan harus terus melakukan perbaikan. Tidak hanya dalam hal produksi, tetapi juga dalam managemen perusahaan. Agar tercipta transparansi dan hubungan baik antara pabrik dengan petani, maka Kartu Petani Tebu Rakyat (KPTR) akan segera diluncurkan.
“Apalagi saat ini sudah masuk dalam era digital. Siapapun harus mengikuti jika memang ingin maju dan tidak ingin tertinggal. Industri yang dibangun dengan cara konvensional bisa dipastikan akan segera tergilas.  Untuk itu, harus ada transformasi dari konvensional menuju digitalisasi dengan menerapkan teknologi informasi (TI),” tegas Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) Subiyono disela Kongres IKAGI 2016 di Surabaya, Rabu (4/5/2016).
Kartu ini juga akan terkoneksi langsung dengan perbankan sebagai pemberi kredit untuk petani tebu. Ada tiga bank BUMN yang sudah bekerjasama, yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI). Dalam setiap transaksi, petani cukup menggunakan kartu tersebut. Membeli pupuk misalnya, petani tinggal ke ATM dan melakukan transaksi, karena yang akan menghubungkan dengan produsen pupuk adalah perbankan.
Dan melalui kartu tersebut diharapkan akan terbangun transparansi, karena petani akan mengetahui seluruh data  dan informasi yang dibutuhkan. “Tidak akan ada lagi permainan. Semua akan diketahui petani lewat kartu tersebut,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum PTPN X, Djoko Santoso mengatakan, ada dua data yang bisa diakses dan dilihat melalui kartu tersebut. Pertama data statis, yaitu data tentang identitas pemegang kartu seperti nomor KTP dan titik kordinat kebun petani. Selain itu, ada juga data dinamis seperti kredit, jadwal tebang angkut, transaski yang dilakukan hingga berapa tunggakan petani kepada perbankan dan PG yang sudah dilunasi. “Setiap tahun ada evaluasi, jika ada lahan yang sudah dikonversi atau dialihfungsikan akan diperbarui,” kata Djoko.
Sebagai pilot project, pembuatan Kartu Tebu Petani Rakyat ini akan dimulai oleh PTPN X. PTPN X dianggap paling siap sebab dalam pengolahan data sudah menggunakan teknologi SAP dan data yang dibutuhkan juga sudah lengkap.
“Tahap awal akan kami mulai di PG Ngadirejo dengan jumlah 2.000 kartu dari total jumlah petani tebu disana yang mencapai 3.000 petani. Diharapkan seluruhnya bisa selesai pada akhir bulan ini,” tambahnya. [ma]

Tags: