Bangunkan Kesadaran Mahasiswa, Ingatkan Ancaman Non-militer

Para narasumber dan peserta Pemantapan Nilai nilai Ideologi Pancasila bagi Mahasiswa yang digelar Bakesbangpol Jatim, Senin (17/6) saat berfoto bersama.

Pemantapan Nilai-nilai Pancasila bagi Mahasiswa
Surabaya, Bhirawa
Tak dipungkiri bahwa masih ada generasi muda khusunya mahasiswa yang menaruh peduli terhadap keadaan bangsanya saat ini. Namun jika dibandingkan dengan zaman dahulu jelas berbeda. Generasi zaman dulu rela mengorbankan darahnya untuk kemerdekaan yang bisa dinikmati saat ini sangat besar jasanya. Sementara generasi saat ini berkewajibannya adalah untuk menjaga kemerdekaan dari berbagai ancaman, utamanya ancaman yang bersifat nonmiliter.
“Masalah-masalah yang harus dihadapi zaman sekarang seperti globalisasi, kapitalisme, narkotika dan konsumerisme adalah tantangan yang nyata,” kata Letkol (inf) Didi Supriyadi saat menjadi narasumber dalam diskusi penguatan nilai-nilai pancasila yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jatim, Senin (17/6) kemarin.
Menurut Didi, penanaman sistem kehidupan, ideologi, serta nilai-nilai yang sama sedang gencar dihembuskan oleh negara-negara kapitalis. Karenanya, tata pola perilaku rakyat zaman sekarang mulai berubah dan tak lagi mencirikan bangsanya.
“Itulah beberapa ancaman non militer yang sedang mengancam generasi hari ini,” jelas Didi lagi. Apatisme pemuda terhadap isu-isu nasional pun semakin jelas, di mana kepedulian terhadap bangsa sendiri hilang dengan berbagai alasan, seperti pesimis terhadap keadaan bangsa ataupun takut dicap sok peduli dan diolok-olok. Hedonisme adalah aspek lainnya yang dipuja pemuda.
“Banyak yang terlihat sekarang adalah bagaimana para pemuda berlomba memperlihatkan apa yang mereka punya, alih-alih memberikan sesuatu yang berharga bagi bangsanya,”tegasnya.
Senada dengan Didi, dosen Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) Dr Hesti Arrmiwulan mengingatkan betapa rapuhnya nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki generasi muda utamanya mahasiswa hari ini. Dari aspek pengetahuan dan keilmuwan jelas Hesti, banyak mahasiswa dan siswa yang unggul. Namun demikian, ketika dikaitkan dengan karakter maka generasi muda saat ini lemah karakter kebangsaannya.
Lantaran itu, Hesti mengajak agar dunia pendidikan segera melakukan pembenahan dengan pembangunan karakter bagi para siswa sejak dini.
“Pendidikan kita ini sudah salah kaprah. Anak -anak kita yang harusnya diperkuatan pendidikan karakter dan etika justru lebih banyak dibebani dnegan pelajaran-pelajaran. Akibatnya aspek pendidikan menjadi terlupakan lebih banyak pada aspek pembelajarannya saja,” jelas mantan wakil Ketua Komnas HAM ini.
Sementara Ketua Panitia Agus Imantoro mengungkapkan kegiatan yang diikuti sbeagai 150 mahasiswa dari berbagai kampus di Jawa Timur itu diharapkan akan mencetak kader kader bangsa yang militan dalam menumbuhkan kembali kesadaran berbangsa.
“Salah satu kerawanan yang melanda generasi milenial adalah rapuhnya nasionalisme dan rasa kebangsaan. Kegiatan kali ini adalah jawaban atas realitas tersebut,” kata Agus yang juga Kabid Integrasi Bangsa Bakesbangpol Jatim. Lebih lanjut menurut Agus, Bakesbangpol Jatim memilih concern yang tinggi dalam membekali para generasi muda.
“Bangsa ini kedepan akan sangat bergantung pada bagaimana kualitas generasi mudanya. Untuk itu, kita harus memberi bekal yang cukup khususnya aspek nasionalisme dan kebangsaaannya,” tegas Agus lagi. Dalam diskusi yang dipandu oleh moderator Wahyu Kuncoro SN dari Harian Bhirawa tersebut juga menghadirkan narasumber lain dari Kampus Untag Surabaya Dr Nasrul Faqih. Dalam paparannya, Faqih lebih banyak memberi motivasi dan membangkitkan kesadaran mahasiswa akan tantangan yang akan mengancam bangsa dan kedaulatan negara.

Perkuat Ideologi Pancasila di Kampus Melalui Wadah UKM
Tercerabutnya nilai-nilai ideologi Pancasila dari kehidupan kampus sungguh akan menjadi ancaman serius bagi bangsa ini. Lantaran itu, perlu dilakukan upaya-upaya serius dalam menebalkan kembali kesadaran mahasiswa akan nilai-nilai ideologi Pancasila di lingkungan kampus. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mendorong aktifnya unit kegiatan kkemahasiswaan (UKM) yang concern dengan upaya pemantapan nilai-nilai ideologi Pancasila.
“Diskusi-diksusi tentang nasionalisme dan pancasila harus dihidupkan di kampus-kampua. Bangsa ini harus bangga dengan Pancasila,” kata salah satu peserta Dialog Pemantapan Nilai Nilai Ideologi Pancasila dari Universitas Airlangga (Unair) Bashroni. Menurut mahasiswa FISIP Unair ini, ketika kampus jauh dari wacana dan diskusi nilai-nilai ideologi Pancasila, maka akan mudah ideologi-ideologi lain seperti kapitalisme, radikalisme bersemai di kampus.
“Mahasiswa sebagai aset bangsa harus terus didekatkan dengan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalime,” tegas Basroni lagi.
Secara khusus Basroni juga mengapresiasi upaya Bakesbangpol Jatim yang tak kenal lelah terus menggelar kegiatan yang bertujuan untuk memantapkan nasionalisme dan kebangsaan mahasiswa.
Salah satu panitia kegiatan Danang Sumiharta mengakui tingginya antusias dan kreativitas peserta dialog perlu difaslitasi dan diwadahi agar bisa berkontribusi lebih nyata. Oleh karenanaya, selepas acara ini pihaknya berharap para peserta tetap bisa berkomunaskai untuk selanjautnya melakukan diskusi dan aksi nyata dalam memantapkan nilai nilai ideologi Pancasila.
“Kami harapkan nanti para mahaiswa bisa membuat acara dan kegiatan nyata dan kami akan upayakan untuk mewadahi dan memfasilitasinya,” kata Danang memberi harapan. [ina]

Tags: