Banjir Bandang Bondowoso Rugikan Pengairan Rp4 M

Banjir bandang yang dipenuhi batu dan kayu hingga merusak saluran irigasi senilai 4 miliar lebih. (Samsul Tahar/Bhirawa)

Banjir bandang yang dipenuhi batu dan kayu hingga merusak saluran irigasi senilai 4 miliar lebih. (Samsul Tahar/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa.
Kerugian akibat kerusakan infrastruktur irigasi akibat banjir bandang di Kabupaten Bondowoso, diperkirakan mencapai Rp 4,5 miliar.Angka tersebut muncul setelah Dinas Pengairan melakukan pemeriksaan di tiga aliran sungai, yakni Sungai Ja’a, Sungai Gubri dan Sungai Kemuningan.
Kerusakan berupa tangkis dan tanggul yang ambrol dan juga pintu air yang rusak. Kerusakan lain, saluran irigasi dipenuhi bebatuan yg cukup besar, batang pohon dan sedimen yang terbawa banjir. “Diperlukan alat berat untuk mengangkat sedimen dan bebatuan, kerusakan pada insfrastruktur irigasi dan cukup besar kerugian yang kami alami ditaksir 4 miliar 450 juta rupiah, serta 200 juta kerugian yang diderita petani,” ujar Kepala Dinas Pengairan Drs Karna Suawandi MM.
Kejadian banjir pada hari Rabu tanggal 21 Desember 2016 yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi di daerah kabupaten bondowoso menyisakan banyaknya aset Dinas Pengairan Kabupaten Bondowoso yang rusak berat. Selain mengakibatkan lonsor di Saluran Blimbing kecamatan pakem masih ada aset dari dinas pengairan yang rusak antara lain adalah Dam Ja’a yang mengairi areal sawah 36 Ha dan Dam pele 10 Ha di desa Klabang Kecamatan Tegalampel dan Dam Kemuningan di Kecamatan Taman Krocok yang ditinjau langsung oleh Kepala Dunas Pengairan Kabupaten Bondowoso.
Karna Suswandi mengatakan, kesemuanya ini diakibatkan curah hujan yang tinggi, tercatat di alat ukur yang berada di kecamatan wringin 148 mm sedang 110 mm terukur dialat ukur penakar hujan di Dam Gubri. Dilihat dari pembacaan alat ukur hujan tadi bisa diambil kesimpulan bahwa hujan dari wilayah atas lebih tinggi dan selanjut aliran air tersebut membawa efek juga ke daerah yang lebih rendah dan selanjutnya semua aliran air tersebut terbuang di sungai sampean.
Curah hujan yang tinggi tersebut menjadi daya rusak air yang mengakibatkan kerusakan beberapa aset dinas. “Dalam satu aliran sungai mengakibatkan beberapa aset pengairan rusak diterjang daya rusak air yang begitu tingginya dan kami akan menginventaris aset aset mana saja yang rusak dan selanjutnya akan segera melaporkan ke Bupati,” kata Karna.
Dalam pantauan kelokasi Dam Pele mengakibatkan pintu intake dan saluran rusak dan tertutup sedimen bawaan banjir. Sedang di Dam Jaa, desa klabang ada pohon besar yang tumbang terbawa aliran banjir menghalanggi arus air saat ini.
Masyarakat sekitar di bawah komando Kades membaur dengan pengawai Dinas Pengairan mengadakan kerja bakti untuk membersihkan sedimen sedimen yang menutupi saluran supaya pelayanan irigasi tetap bisa berlangsung. “Untuk mempercepat membersihkan dan mengangkat sedimen sedimen yang menutupi saluran ini akan segera kami turunkan alat berat supaya bisa cepat berfungsi kembali sistem irigasinya”, tambah Karna Suswadi.
Selain merusak saluran irigasi, banjir bandang juga merusak tanaman petani, bahkan selain ada yang hanyut terbawa, ada banyak tanaman yg tertimbun lumpur sehingga petani setempat berharap pemerintah segara melakukan perbaikan. “Kami tentu berharap pemerintah memperhatikan kami,” kata Sugeng petani setempat disela memperbaiki tanaman padinya. [har]

Tags: