Banjir Bandang Rendam Dua Kecamatan

Banjir yang menggenangi jalur Nganjuk-Kediri akibat sejumlah sungai meluap akibat curah hujan yang sangat tinggi, Rabu (27/1).

Banjir yang menggenangi jalur Nganjuk-Kediri akibat sejumlah sungai meluap akibat curah hujan yang sangat tinggi, Rabu (27/1).

Nganjuk, Bhirawa
Curah hujan dengan intensitas tinggi selama dua jam mengakibatkan dua kecamatan di Kabupaten Nganjuk terendam banjir, Rabu (27/1). Kondisi paling parang akibat banjir yaitu Dusun Jatirejo Desa Joho Kecamatan Pace dan  Dusun Tawangsari Desa Kedungombo Kecamatan Tanjunganom.
Curahan air yang cukup besar mengakibatkan sungai Kedungombo meluap hingga ke perkampungan dan jalanan. Tetapi kondisi tanggul di Dusun Tawang Sari Desa Kedungombo Kecamatan Tanjunganom tidak kuat menahan derasnya aliran sungai. Sehingga tanggul Sungai Kedongombo jebol di dua lokasi tepatnya di Dusun Tawangsari selebar empat meter, akibatnya sepuluh hektare sawah di Desa Kedungombo terendam banjir. Sawah yang rata-rata ditanami padi dan sudah berumur dua bulan ini ludes terendam air. Akibat banjir bandang ini diperkirakan petani akan mengalami gagal panen.
Parno (40) petani yang sawahnya direndam banjir hanya bisa pasrah melihat tanaman padinya digenangi air. Sawah milik Parno luasnya seperempat hektare semuanya tergenang air, jika tidak ada padi yang diselamatkan Parno mengaku akan mengalami kerugian sebesar Rp 5 juta.  “Derasnya air dari luapan sungai Kedungombo akibat tanggul jebol tidak mungkin untuk dibendung lagi hingga membuat tanaman padi kami terendam air,” ungkapnya, Rabu (27/1).
Sementara di Dusun Jatirejo Desa Joho Kecamatan Pace, banjir terjadi akibat dari luapan embung Jurang Limas yang terletak di Dusun Bareng. Banjir yang memutuskan jalur Kediri-Nganjuk ini mengakibatkan kemacetan sepanjang 5 kilometer. Banjir dengan ketinggian 50 centimeter ini membuat sejumlah kendaraan roda dua yang menerobos derasnya arus mengalami macet, karena mesinnya kemasukan air. Sementara kendaraan roda empat harus mengurangi kecepatan karena jalan yang dilalui tidak kelihatan akibat tingginya genangan air.
Untuk mengurangi ketinggian air yang memutuskan jalur antar kota ini warga bersama aparat pemerintah dibantu Tagana membersihkan sampah yang menyumbat aliran sungai. Dari hasil pantauan Bhirawa, sejumlah rumah juga dimasuki air luapan embung Jurang limas. Beruntung tidak terjadi korban jiwa dalam peristiwa banjir kali ini.
Salah satu anggota Tagana Aris Trio Efendy mengatakan saat ini pihaknya hanya membantu warga agar rumahnya tidak kemasukan air. Namun jika ketinggian air terus bertambah, maka Tagana akan meminta warga untuk segera mengungsi. “Kami sudah mempersiapkan peralatan untuk membantu masyarakat apabila membutuhkan evakuasi,” terang Aris. [ris]

Rate this article!
Tags: