Banjir Betah Genangi Wisma Tropodo dan Kepuh Kiriman

Banjir di lingkungan Wisma Tropodo.

Sidoarjo-Bhirawa
Banjir permanen dialami perumahan di kawasan desa Tropodo dan Kepuh Kiriman, Kec Waru, akibat drainase yang buruk selain posisi jalan raya lebih tinggi. Penghuni perumahan sudah tidak berdaya lagi mengatasi genangan banjir yang sudah 3 pekan belum surut.
Penghuni perumahan Wisma Tropodo, Kec Waru, kini terputus aksesnya akibat jalan utama menuju Jl Raya Tropodo dikepung genangan setinggi lutut orang dewasa. Hujan yang turun tiap hari, membuat banjir itu makin kerasan beberapa hari hari. Perumahan Kepuh Permai, tetangga sebelahnya juga mengalami nasib sama. Akses ke luar masuk perumahan digenangi air setinggi lutut. Mobil sedan tidak mau resiko ntuk melewati akses Itu, begitu pula mobil jenis MPV yang lebih tinggi juga ragu-ragu melintasi akses jalan utama kedua perumahan itu.
Akhirnya memilih akses lain dengan memasuki jalan kampung desa di kawasan Ambeng-ambeng, Ngingas, Wedoro untuk menuju jalan raya. Kondisi dalam perumahan juga memprihatinkan, penghuni kawasan Jl Nusantara, Wisma Tropodo, paling menderita selalu digenangi air setinggi 20-30 cm. meskipun hujan tidak turun 2 hari, genangan itu tidak mau hilang. Apalagi kalau hujan turun tiap hari. Air sudah masuk ke dalam rumah yang lantainya rendah.
Hamid, warga perumahan menuturkan, sudah berusaha membuka drainase yang tersumbat untuk dialirkan ke kali Reformasi atau kali Cantel yang paling dekat. Problemnya muncul saluran kedua kali juga membludak airnya. Sehingga air buangan dari berbagai kawasan tidak tertampung. Gara-gara banjir yang selalu datang setiap musim hujan membuat pengurus RT atau RW berlomba meninggikan jalan di lingkungan masing-masing untuk menyelamatkan lingkungannya sendiri, air genangan akhirnya mengalir ke medan yang lebih rendah.
Pengurus RT maupun RW akhirnya berlomba-lomba menyelamatkan lingkungan dengan saling meninggikan jalan depan rumahnya.
Karto, mantan pengembang CV Telagasari yang mengembangkan perumahan tahun 1986, masih ingat bahwa Tropodo dan Kepuh Kiriman dahulu adalah sawah dan kebun tebu. Pengembang lalu membangun perumahan tanpa melakukan pengurukan, karena ingin menyesuaikan perumahan dengan tinggi jalan raya. Dalam perkembangan jaman, jalan raya terus ditingkatkan dengan melapisi aspal sehingga permukaan jaan makin tinggi. Sementara perumahan tetap rendah.
Tragisnya drainase jalan raya kurang mendapat perhatian Pemkab Sidoarjo, tahun 2017 ini Pemkab baru memperbaiki drainasenya dengan memasang box culver di sisi barat jalan raya. Namun ia tidak yakin, proyek box culver ini menyelesaikan masalah. Persoalan yang penting adalah memperbaiki drainase di dalam perumahan itu sendiri, dan mestinya itu menjadi tanggungjawab penghuni perumahan.(hds)

Tags: