Banjir di Kelurahan Sekardangan Mulai Masuk Rumah Warga

Genangan air yang tinggi di kawasan Kelurahan Sekardangan, dimanfaatkan oleh anak-anak disana untuk bermain air. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Kelurahan Sekardangan Kec Sidoarjo, setiap tahun memang menjadi langganan banjir. Seperti pada saat ini. Banjir semakin parah, karena juga menerima buangan air dari wilayah hulu. Misalnya dari Dam Grogol yang ada di Kec Tulangan.

Akibatnya pada saat ini, sejumlah RW tambah parah dilanda banjir, yang meliputi RW 1, 3, 4 dan 7. Karena wilayah itu dekat dengan sungai. Ada rumah warga yang kebanjiran setinggi mata kaki juga ada yang selutut orang dewasa.

Genangan air di wilayah itu tidak bisa disedot , dan dibuang ke sungai, karena saat ini air laut juga dalam kondisi pasang. Genangan air diprediksi akan surut sampai 5 hari sampai Seminggu.

Menurut penuturan Sugiyati, 67 tahun, warga yang tinggal di RW 3 RT 1, wilayahnya termasuk paling parah. Seumur hidup ia tinggal disana, baru tahun ini rumahnya kebanjiran sampai masuk rumah.

“Puluhan tahun saya tinggal disini, baru tahun ini rumah saya kebanjiran. Kalau tetangga saya sudah duluan, sebab rumahnya lebih rendah. Kalau rumah saya, pada Selasa malam (16/2) kemarin,” kata Sugiyati, Rabu (17/2) kemarin.

Karena kejadian itu, dirinya sampai tidak bisa tidur. Demikian juga tetangga yang lain. Khawatir air akan datang lagi. Di RT nya ada sekitar 40 an rumah. Karena banjir itu, aktivitas warga jelas terganggu. Ia mencontohkan dirinya sendiri, yang tiap hari harus jualan jamu dengan naik sepeda keliling kampung

“Untuk menyambung hidup,” kata ibu yang tinggal bersama anaknya itu.

Dirinya mengatakan mungkin sungai yang ada di dekat rumahnya itu perlu untuk dikeruk agar lebih dalam. Sehingga tidak sampai meluber saat hujan. Selain itu, perlu ada peringatan yang tegas bagi pembuang sampah akan dijatuhi sanksi. Supaya mereka tidak melakukannya.

Kepala Kelurahan Sekardangan, Santoso, mengakui avoer Sekardangan itu harus rutin dikeruk. Pengerukan sebelumnya pada 3 tahun lalu. Itupun tidak semuanya. Padahal panjang avoer ini sampai 5 km. Mulai dari Kelurahan Sekardangan hingga Kelurahan Gebang.

“Pengerukan sebelumnya hanya sebagian saja,” katanya.

Menurut Santoso, di pinggir-pinggir avoer Sekardangan itu banyak ditempati oleh warga yang mendirikan bangunan liar. Mereka biasanya membuang sampah seenaknya ke avoer Sekardangan itu.

Menurut pendapat mantan Lurah Gebang Kec Sidoarjo itu, saat ini adanya alokasi dana lewat pagu indikatif wilayah kecamatan atau PIWK akan bisa bermanfaat untuk mengatasi masalah di wilayah kelurahan dalam kondisi seperti saat ini.

“Sebab bisa digunakan secara cepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi warga. Misal perbaikan jalan raya rusak, jalan lingkungan maupun memperbaiki drainase,” tuturnya. (kus)

Tags: