Banjir Kampung Dok, Warga Keluhkan Gatal-gatal

Banjir di kampung dok Mayangan kota Probolinggo tak kunjung surut.

Kota Probolinggo, Bhirawa.
Sekitar 350 rumah tergenang akibat banjir yang terjadi di kampung Dok, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, sejak Minggu (5/1) sekitar pukul 16.00 WIB. Banjir setinggi 50 mingga 1 meter ini lantar hujan deras bercampur angin yang tak kunjung berhenti selama 3 jam yang terjadi selama 3 hari ini dan air laut yang saat itu sedang pasang, tak kunjung surut.
Kampung Dok yang letaknya di pinggir laut terendam akibat air laut pasang. Tidak ada korban jiwa atas peristiwa ini. Hanya saja warga resah menunggu air surut. “Sudah menjadi langganan banjir, mau ngungsi enggak ada tempat ngungsi, saya minta segera pemerintah merelokasi kampung yang sudah tidak layak ditempati ini,” kata Saadun salah satu warga setempat, Selasa (17/1).
Warga saat ini resah. Pasalnya, curah hujan sangat tinggi, sehingga dalam bulan ini hingga Maret tak urung akan terjadi banjir. “Sudah tidak layak ditinggali kampung ini. Saya hanya bisa pasrah dan menyelamatkan barang yang penting, pemerintah segera memberikan bantuan, warga banyak terserang penyakit gatal-gatal dan demam,” kata warga yang lain, Musrifah.
Warga berharap pemerintah segera memperbaiki sistim drainase yang buruk dan merelokasi ke tempat yang lebih aman dari banjir. Kampung Dok yang setiap hujan deras akan kebanjiran, bahkan genangan air masuk ke pemukiman warga setinggi 60 sentimeter. Akibatnya, sebagian warga menderiota gatal-gatal akibat genangan tersebut.
Diduga, gatal-gatal itu akibat kutu air yang disebabkan hujan selama 3 hari terakhir. Selain masalah genangan, gatal-gatal menjadi persoalan yang medera warga. “Banyak yang terkena kutu air, mulai warga RT 1 sampai RT 3. Bahkan anak saya sendiri terkena. Kalau cucu saya masih belum. Namun, sudah mulai ada gejala seperti gatal-gatal ringan,” papar Musrifah.
Untuk gatal kutu air sendiri, rata semua RT kena. Tapi, tidak sampai dirawat dirumah sakit, gatal-gatal itu tersebut kemungkinan diakibatkan air yang kotor.
Sementara itu, akibat banjir yang menggenangi kawasan itu, sejumlah warga mengaku tak bisa tidur pulas. Menurut Muslifa, banjir tersebut sudah berjalan selama tiga hari sebelumnya. Banjir biasanya mulai melanda ketika air pasang. Yakni sekitar pukul 16.00 sampai pukul 01.00 dinihari. Setelah itu, berangsur-angsur air surut.
“Pada saat air surut , baru saya membersihkan rumah yang tergenang air. Namun pada pukul 09.00 sudah surut dan dibersihkan, sorenya apalagi saat hujan mulai banjir lagi,” terangnya. Sejatinya, warga sudah biasa dengan kondisi tersebut.
Apalagi, hingga kini belum ada solusi dari pemkot setempat. “Saya kurang tahu apakah akibat bangunan pabrik yang ada disekitar kampung atau bagaimana. Yang jelas banjir tersebut akibat saluran irigasi yang kurang lancar, ditambah lagi air laut pasang,” terangnya.
Ia berharap, pemkot bisa menyelesaikan permasalahan yang ada. Pasalnya banjir tersebut mengganggu aktivitas warga.
Kabid Kesehatan Keluarga di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo, Setiorini Sayekti mengatakan, pihaknya belum menerima laporan mengenai warga yang menderita gatal-gatal. Namun, Dinkes melalui satgas bencana akan menindaklanjuti masalah tersebut agar segera dilakukan penanganan.
Kecamatan Mayangan telah berkoordinasi dengan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk melakukan penyedotan air dan menyediakan makanan siap saji untuk korban banjir. “Terkait dengan masalah tersebut (keluhan gatal-gatal, Red), masih belum ada laporan. Namun akan kami pantau melalui teman-teman satgas bencana. Sehingga nanti bisa kami beri pengobatan,” tambah Rini. [wap]

Tags: