Banjir, Kecelakaan dan Disiplin !

Banjir menjadi persoalan yang tidak habis-habisnya di berbagai kota di Indonesia. Tidak hanya di ibukota dan sekitarnya, kini banjir juga menjadi persoalan secara lebih luas di negeri ini. Lihat kejadian bajir di banyak daerah di Jawa, dan juga pulau-pulau lain mencapai lebih di 20 kota. Bahkan, dikatakan Indonesia darurat banjir.

Musibah lain yang juga menghantui dan malah menjadi pembunuh kategori besar di Indonesia adalah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di jalan raya. Sepertinya nyawa tidak berharga ketika banyak kejadian laka lantas menyebabkan kehilangan nyawa berikut harga benda.
Musibah banjir dan laka lantas itu berbeda tetapi ada satu hal yang membuatnya perlu disandingkan. Meskipun berbeda keduanya tidak terlepas dari faktor manusia karena keduanya menimpa manusia. Banjir adalah kejadian alam tetapi tidak luput dari faktor manusia. Laka lantas adalah musibah yang terjadi karena faktor manusia berlalu lintas di jalan raya meskipun tidak lepas pula dari faktor “nasib” manusia itu sendiri.
Masalahnya kemudian yang menurut saya perlu diperhatikan adalah masalah ulah dan kelakuan manusia yang ada pada keduanya. Banjir seperti diketahui sejak anak sekolah mulai belajar lingkungan hidup, terjadi tidak lepas dari rusaknya alam lingkungan. Hutan yang dibabat habis-habisan untuk mengejar keuntungan besar dengan menjual kayu pada akhirnya menyisakan tanah tanpa “perekat” lagi. Setelah gundul tentu saja air di gunung tidak tertahan lagi di akar dan tumbuhan yang ada, yang dampaknya banjir dan erosi.
Begitu pula di bagian hilir, termasuk di perkotaan di negeri ini warganya sangat tidak disiplin. Buktinya, orang yang mengendarai mobil mewah tanpa pikir panjang membuang sampah ke luar mobilnya. Sampah itu berterbangan di luar dan berserakan di jalan raya. Di bagian lain, orang tinggal di bantaran kali tidak menyisakan pinggir kali untuk hidup kayu-kayuan sebagai penahan air. Akibatnya air pun tidak tertahan dan semua masuk sungai. Itu contoh sederhana masalah lingkungan yang berdampak sangat besar seperti terjadi saat ini di negeri ini, karena tidak adanya disiplin.
Kemudian, laka lantas juga banyak terjadi karena pelanggaran oleh pengendara di pintu penyeberangan kereta api, melabrak rambu lalu lintas, dan sebagainya sehingga menyebabkan kecelakaan. Bukankah hal itu terjadi akibat manusia tidak disiplin di jalan raya?
Dua masalah ini, dilihat dari faktor manusia maka jelas sekali bahwa manusia Indonesia sangat tidak disiplin sejak dari level bahwa hingga atas. Sejak orang bersepeda, penarik becak, sepeda motor, angkutan kota, bus kota, hingga mobil pribadi yang mewah, sangat mudah ditemui bahwa mereka semua bisa dikatakan mudah melakukan pelanggaran dalam berlalu lintas. Barangkali faktor ini perlu menjadi perhatian secara nasional. Bagaimana ini?

Marzuki Dalimi
Alamat ada di redaksi

Rate this article!