Banjir Kiriman, Pantura Pasuruan-Surabaya Lumpuh

Sejumlah kendaraan roda dua terpaksa menuntun motornya karena mogok, akibat nekat melintasi banjir yang menutup jalur pantura Kraton, di Pasuruan, Minggu (21/2) dini hari. Ketinggian air mencapai 80 cm membuat arus pantura lumpuh total hingga empat jam. [hilmi husain]

Sejumlah kendaraan roda dua terpaksa menuntun motornya karena mogok, akibat nekat melintasi banjir yang menutup jalur pantura Kraton, di Pasuruan, Minggu (21/2) dini hari. Ketinggian air mencapai 80 cm membuat arus pantura lumpuh total hingga empat jam. [hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa
Intensitas hujan di kawasan pegunungan (hulu) Pasuruan yang semakin tinggi, membuat kawasan hilir tak bisa menampung. Sehingga aliran Sungai Welang di perbatasan Kota dan Kabupaten Pasuruan meluber. Akibatnya, tak hanya merendam ribuan rumah warga, luberan air juga memutuskan jalur pantura Pasuruan-Surabaya selama 4 jam.
Luberan sungai Welang membanjiri rumah warga terjadi, Sabtu (20/2) mulai pukul 19.30 dengan ketinggian antara 1 hingga 1,5 meter. Banjir makin membesar hingga menutup pantura Pasuruan dengan ketinggian 80 cm lebih, Minggu (21/2) dini hari.
Karena jalur pantura ditutup, pihak kepolisian mengalihkan arus lalu lintas. Bagi kendaraan dari Surabaya yang akan menuju Banyuwangi, dialihkan ke jalur Malang. Yakni melewati Gempol, Pandaan, Purwosari, Wonorejo, Gondang Wetan, Ngopak Pasuruan. Untuk yang dari Banyuwangi ke Surabaya maupun Malang dialihkan pula.
Sejumlah pengendara motor, nekat melintasi banjir di jalur pantura tersebut. Namun, saat di tengah-tengah arus air yang deras, motor mereka mogok karena mesin kemasukan air.
“Awalnya saya hanya mencoba lewat dengan menerjang banjir. Tapi di tengah-tengah jalan malah mogok. Ini saja saya bingung, mau ke bengkel dini hari. Terpaksa saya menginap di rumah teman sambil menunggu pagi hari,” kata Jamaludin, mahasiswa asal Probolinggo kepada Bhirawa ditemui di lokasi, Minggu (21/2) dini hari.
Banjir merendam ratusan rumah ada di tiga dusun di Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan. Tiga dusun itu antara lain Karangasem, Kradenan dan Rujakgadung. Untuk di Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan merendam ribuan warga di sejumlah desa.
“Sabtu (20/1) sore  di wilayah Kraton, Pasuruan hanya gerimis. Tapi jam 19.00  air bah Sungai Welang mendadak tinggi, hingga akhirnya kami bersama keluarga berusaha sekuat tenaga menyelamatkan barang. Kemudian kami mengungsi bersama keluarga ke pantura Jalan Raya Kraton,” ujar M Sholeh warga Dusun Karang Asem.
Menurut Sholeh, alasannya mengungsi bersama keluarga dan warga lainnya di marka Jalan Raya pantura Kraton Pasuruan demi keamanan barang berharga di kediamannya. Beberapa barang berharganya yang masih di dalam rumah yakni televisi, kulkas dan sebagainya.
“Empat saudara saya hanya tidur di marka pembatas jalan beralas sisa-sisa baleho, karena di dalam rumah kami ketinggian air mencapai 1 meter. Kalau saya rela tak tidur, sembari melihat kondisi rumah sambil memantau barang-barang di dalam rumah,” terang Sholeh.
Sholeh hanya berharap kepada pemerintah yang baru di Kota Pasuruan, supaya secepatnya menormalisasi sungai Welang. Dengan menormalisasi itulah, supaya warga di Kelurahan Karangketug terbebas banjir tiap tahunnya.  “Dahulu kondisi sungai cukup dalam, sehingga kami di sini terbebas banjir. Tapi kenyataannya di tahun-tahun ini malah kondisi sungai sangat dangkal. Upaya pengerukan dari pemerintah di tahun kemarin tak ada. Yang kami inginkan bersama warga lain di sini hanya pengerukan sungai supaya kami bisa terbebas dari kiriman bah air banjir,” kata Sholeh.
Di sisi lain, meluapnya banjir di Kota Pasuruan membuat Wali Kota dan Wawali Pasuruan Setiyono-Raharto Teno Prasetyo yang sedianya akan memulai aktivitas berkantor di komplek perkantoran Pemkot Pasuruan saat ini, Senin (22/2), ternyata turun ke lokasi banjir pada Sabtu (20/2) malam sekitar pukul 23.00 hingga, Minggu (21/2) dini hari.
Dengan langkah cepat, pejabat yang baru dilantik oleh Gubernur Jawa Timur melihat kondisi warganya yang terendam banjir menggunakan perahu dari BPBD Kota Pasuruan. Termasuk juga meninjau kesiapan penyediaan makanan bagi korban banjir.
“Perlu tindakan cepat dan tepat. Tim dan petugas BPBD sudah siap untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Warga usia lanjut, anak-anak dan yang sakit sudah diungsikan. Begitupula untuk membantu warga juga sudah disiapkan di Kantor Dinas Sosial,” kata Setiyono di lokasi.
Sedangkan, Wawali Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo terlihat tanpa mengenakan alas kaki nampak mondar mandir. Beberapa kali ia dibarengi Sekretaris BPBD Kota Pasuruan Gangsar Sulitiyowati menyaksikan arus Sungai Welang yang deras.
“Secepatnya kami akan mencari cara yang terbaik untuk menanggulangi banjir ini agar tak lagi menggenangi rumah warga. Tentunya akan kami bicarakan dengan pihak Pemkab Pasuruan,” jelas Raharto Teno Prasetyo.
Sekretaris BPBD Kota Pasuruan, Gangsar Sulitiyowati menyampaikan total yang terendam banjir di tiga dusun di wilayah Kota Pasuruan sebanyak 900 KK.
“Beberapa perahu karet untuk mengevakuasi warga sudah kami lakukan. Bantuan makanan ribuan bungkus dan obat-obatan sudah kami berikan ke warga yang rumahnya terendam banjir,” tegas Gangsar Sulitiyowati.  [hil]