Banjir Landa Pasuruan, Puluhan Hektare Sawah Gagal Panen

Salah satu petani padi di Dusun Wonowoso Desa Kedung Bako Kecamatan Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan menunjukkan kondisi padi yang gagal panen akibat banjir, Kamis (13/10) sore.  [hilmi husain]

Salah satu petani padi di Dusun Wonowoso Desa Kedung Bako Kecamatan Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan menunjukkan kondisi padi yang gagal panen akibat banjir, Kamis (13/10) sore. [hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa
Tak hanya merendam ribuan rumah warga, banjir yang terjadi di Pasuruan selama dua hari (11-12 Oktober, red) kemarin juga merendam puluhan hektare area persawahan. Bahkan, serangan banjir tersebut membuat para petani resah lantaran gagal panen. Apalagi kondisi padi sudah dalam keadaan membusuk.
Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan tepatnya di Dusun Wonowoso, Desa Kedung Bako. Banjir merendam lahan tanam padi hingga setinggi setengah meter. Bahkan di beberapa desa tersebut, banjir merendam seluruh tanaman padi yang sebentar lagi memasuki masa panen.
“Saya tak menyangka banjir separah ini, merendam satu hektare lebih sawah kami. Padahal padi sudah menguning dan seminggu lagi siap panen. Melihat kondisi saat ini yang masih terendam sisa-sisa banjir jelas tidak mungkin bisa dipanen. Karena kondisi padi sudah busuk,” kata Yasin kepada Harian Bhirawa sembari menunjukkan sawahnya yang masih terendam air banjir, Kamis (13/10) sore.
Menurutnya jika dirinci kerugian untuk satu hektare lebih itu mencapai belasan juta rupiah. Yasin hanya berharap agar Pemkab Pasuruan dapat memberikan bantuan berupa bibit padi supaya mereka bisa meneruskan usaha bercocok tanam padi.
“Saat ini saya hanya mengharapkan kepada pihak pemerintah supaya bisa memberi bantuan. Yakni berupa bibit padi. Supaya ke depannya bisa bercocok tanam lagi. Terus terang saja, saat ini dalam pikiran saya adalah tentang gagalnya panen padi serta memikirkan bagaimana ke depannya nanti,” tegas Yasin.
Hal senada juga disampaikan oleh Muniro, petani padi lainnya di Desa Kedung Bako. Ia mengaku banjir yang terjadi kali ini menjadi yang terparah. Banjir  telah mengkibatkan padi sawahnya mengalami gagal panen. Kerugian mencapai jutaan rupiah.
“Saya mempunyai satu petak sawah. Biaya awal hingga akan panen tiba mencapai Rp 1,5 juta. Jika dalam kondisi baik, panen padi bisa mencapai 1 ton beras atau sekitar Rp 6 – 7 juta. Tapi karena terendam banjir, sawah saya gagal panen. Lebih parahnya lagi kurang beberapa hari waktunya panen. Kami saat ini bisanya hanya pasrah,  berharap pemerintah memberi bantuan, misalnya bibit padi,” jelas Yasin.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan M Ihwan belum bisa dikonfirmasi terkait puluhan hektare lahan sawah yang gagal panen akibat terendam banjir. [hil]

Tags: