Banjir ‘Makan’ Korban Bocah SD di Nganjuk

Taruna siaga bencana dan petugas dari BPBD Nganjuk membantu evakuasi warga dari rumah yang terendam air akibat banjir bandang.(ristika/bhirawa)

Taruna siaga bencana dan petugas dari BPBD Nganjuk membantu evakuasi warga dari rumah yang terendam air akibat banjir bandang.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Seratus rumah warga pada 15 desa di Kabupaten Nganjuk terendam banjir setelah hujan mengguyur selama lebih dari 10 jam. Selain itu banjir juga menewaskan Aris Kristiawan (12), bocah kelas VI SD asal Desa Banaran Kecamatan Pace yang terseret arus Sungai Bodor.
Data yang diperoleh Bhirawa dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk menyebutkan dampak banjir paling parah terjadi di Kecamatan Pace. Di wilayah tersebut ada 11 desa yang diterjang banjir. Masing-masing adalah Desa Babadan, Banaran, Bodor, Kecubung, Plosoharjo. Kemudian, Desa Gemenggeng, Pacekulon, Pacewetan, Batembat, Jetis, dan Kepanjen.
Sedangkan empat desa lainnya tersebar di tiga kecamatan, yaitu Desa Putukrejo dan Desa Patihan, Kecamatan Loceret. Kemdudian Desa Kedungombo Kecamatan Tanjunganom dan Desa Sumengko Kecamatan Sukomoro. “Dari awal musim hujan, ini yang paling parah,” kata Samsul (50), warga Dusun Kedungperes Desa Kecubung Kecamatan Loceret yang rumahnya direndam banjir dengan ketinggian air 80 sentimeter itu.
Bahkan, ketinggian air di jalan depan rumahnya yang berbatasan langsung dengan Sungai Bodor mencapai pinggang orang dewasa. Banjir di kampungnya yang memang dekat dengan Sungai Bodor, memang rutin terjadi setiap musim hujan. Karena itu, Samsul menyayangkan karena hingga saat ini tak ada upaya serius dari pemkab untuk mengantisipasinya.
Kondisi yang hampir serupa juga terjadi di Dusun Semanding Desa Gemenggeng, Kecamatan Pace. Warga mengakui, baru tahun ini air dengan derasnya masuk ke ruang tamu, kamar tidur hingga dapur. Sehingga, sebagian besar warga Dusun Semanding memilih mengungsi keluar rumah sambil mematikan aliran listrik.
Dengan luasnya daerah yang terendam banjir, tim search and rescue (SAR) BPBD dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) langsung menyebar ke sejumlah titik. Mereka terus memantau debit air di sejumlah lokasi. Hasilnya, lebih dari 100 rumah warga dipastikan terendam banjir, bahkan ada lokasi yang hingga pukul 08.00 kemarin airnya belum surut. “Di Desa Putukrejo, Loceret, air lambat surutnya karena posisi tanah dan rumah rendah serta cekung. Sampai pagi masih ada sisa genangan,” kata Koordinator Tagana Nganjuk Aries Trio Effendi.
Tim SAR juga mencatat kondisi serupa terjadi di sekitar Desa Putukrejo. Seperti di area persawahan di Desa Kepanjen, Kecamatan Sawahan hingga masuk wilayah Desa Sumengko, Kecamatan Sukomoro.
Kepala BPBD Nganjuk Ir Soekonjono mengatakan, pihaknya masih melakukan inventarisasi kerugian material akibat bencana banjir. Berdasarkan pengamatan sementara, sebagian besar tidak sampai menimbulkan kerusakan parah. “Tetapi data masih kami himpun terus, untuk menaksir kemungkinan kerugian materialnya,” terang Soeko.
Selain merendam ratusan rumah, Soekonyono menyebutkan banjir juga menyebabkan sekitar 50 hektare sawah terendam. Tak hanya itu, tanggul Sungai Bodor di Desa Babadan, Kecamatan Pace ambrol.
Sementara itu, akibat banjir juga menewaskan Aris Kristiawan terseret arus Sungai Bodor, setelah nekat mandi di sungai bersama tiga temannya, yaitu Irfan Dwi Prasetyo (12), Ahmad Junaedi (11) serta Ahmad Fajar Munir (11).
Mayat bocah laki-laki itu ditemukan di Dusun Mojorejo Desa Plosoharjo Kecamatan Pace sekitar 1.5 kilometer dari lokasi tenggelam pukul 06.30. “Saat ini kondisinya sudah meninggal dunia” ungkap Soekonjono.
Suko juga menambahkan Tim SAR sempat melakukan penyisiran mengikuti aliran sungai sampai sejauh sekitar 2 kilometer, sampai di pintu dam Banaran. Selain itu, mereka beberapa kali juga melakukan manuver spiral di tengah sungai menggunakan perahu boat, untuk mengaduk-aduk air sehingga benda di dasar sungai bisa terangkat naik. “Selama waktu pencarian, hujan dengan intensitas sedang terus terjadi. Kami harus waspada, karena sungai sewaktu-waktu meluap lagi,” kata Soekonjono. [ris]

Tags: