Banjir Meluas, Warga Jombok Jombang Mengungsi

Relawan saat membantu warga yang mengungsi dengan perahu di lokasi banjir di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Senin (11/01). [arif yulianto]

Jombang, Bhirawa
Banjir yang terjadi di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang makin meluas jika dibandingkan beberapa hari yang lalu. Beberapa warga akhirnya mengungsi akibat banjir ini, Senin pagi (11/01). Warga lainnya masih memilih bertahan di rumahnya meskipun bagian dalam rumahnya sudah tergenang air banjir.
Dari pantauan bhirawa, banjir bertambah ke arah barat hingga depan Pabrik Kimia Farma yang terletak di ujung barat jalan di Dusun Beluk, Desa, Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang. Ketinggian air juga makin bertambah jika dibandingkan dengan kondisi pada Selasa (05/1) yang lalu.
Warga setempat bernama Sri Utami (42) mengaku, ia memilih untuk mengungsi dari rumahnya karena air sudah masuk rumahnya hinga ketinggian di atas mata kaki. “Mengungsi pak dari kemarin, ini tadi ‘ngambil’ barang. Kemarin airnya belum sampai masuk di dalam rumah, cuma di depan itu sudah penuh, pakai sepatu boot masih bisa keluar. (Sekarang) ini di dalam rumah sudah segini, di atas mata kaki,” ujar Sri Utami.
Sri Utami terpaksa mencari tempat indekos di rumah di ujung jalan sebelah barat yang tidak kebanjiran. “Anak saya sudah di sana (sudah mengungsi duluan), (barang-barang berharga) sudah dinaikkandi atas lemari,” tutur Sri Utami.
Sri Utami berharap agar segera ada penanganan sehingga banjir tidak terjadi lagi, mengingat setiap tahun ketika musim hujan tiba dengan intensitas yang deras, daerah tersebut selalu kebanjiran. Dengan perahu, relawan pun memindahkan Sri Utami menuju rumah kos tempatnya mengungsi.
Warga bernama Karnadi (56) mengungkapkan, ia yang merupakan pembantu warga di tempat tersebut harus memindahkan barang-barang milik majikannya untuk diamankan dari banjir. “Pindah ke rumah saudara, sudah penuh airnya di dalam rumah. Saya batur (pembantu), mindahkan barang, ikut memindahkan, ke dekat pabrik Kimia Farma,” ungkap Karnadi.
Warga lainnya, Ngatiasih saat mengantre air bersih dari tandon yang telah disiapkan pemerintah menuturkan, untuk bantuan air bersih tidak ada kekurangan. Begitu juga untuk bantuan makanan, dikatakannya juga lancar. “(Yang kurang) obat-obatan, katanya ada di Pak Polo (Kepala Dusun), cuma belum tahu sudah ada atau belum, (Posko kesehatan) belum,” kata Ngatiasih.
Ngatiasih berharap banjir bisa segera bisa surut karena ia merasa sudah capek dengan kondisi banjir yang telah terjadi lebih dari sepekan ini.
Sementara itu, Kepala Dusun (Kasun) Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Sis Setyo Budiyanto mengatakan, banjir terjadi ini merupakan hari yang ke-11.
Ditanya lebih lanjut mengapa ketinggian air makin bertambah, dia menjelaskan, awalnya memang ketika filter sampah yang ada di Dam Sipon ketika dilepas, namun masih ada lagi filter yang di bagian bawah.
“Kemarin warga itu kan mau membersihkan itu, kalau memungkinkan dibersihkan ya dibersihkan, ataupun kalau memungkinkan di lepas ya di lepas, karena itu jelas menghambat,” jelas Kasun Beluk.
Dikatakan Kasun Beluk, ketinggaian banjir di jalan sudah mencapai hampir 1 meter. Saat ini, kata dia, sudah ada sekitar 170 rumah warga yang kemasukan air banjir.
“Sawahnya ya lebih luas, kemarin 80 Hektar. (Sekarang) kurang lebih 90-an (Hektar). Ini mungkin akses pertanian bisa terkait bantuan mungkin bisa diusahakan. Karena tiap tahun kita nggak pernah bantuan bibit atau apa, padahal kita itu kondisinya seperti ini,” tandas Kasun Beluk. [rif]

Tags: