Banjir Sampang Meluas, Akses ke Pamekasan Dialihkan

Banjir Sampang melumpuhkan sebagian aktivitas warga, Minggu (25/9). Akses dari Sampang ke Pamekasan dialihkan karena ketinggian air bervariasi hingga mencapai 1 meter lebih.

Banjir Sampang melumpuhkan sebagian aktivitas warga, Minggu (25/9). Akses dari Sampang ke Pamekasan dialihkan karena ketinggian air bervariasi hingga mencapai 1 meter lebih.

Sampang, Bhirawa.
Banjir yang melanda Kabupaten Sampang terus meluas, Minggu (25/9) siang. Akibatnya, petugas terkait setempat terpaksa menutup akses jalan yang menuju Kota Sampang karena ketinggian air mencapai bervariasi, hingga ada yang mencapai satu meter lebih.
Jalan yang terendam banjir di antaranya Jalan Imam Bonjol setinggi 80-125 cm,  Jalan Raya Panggung setinggi 80 cm, Jalan Bahagia setinggi 80 cm dan Jalan Melati setinggi 80-90 cm, Jalan Kamboja setinggi 60 cm.  Bahkan di area Monumen Kota Sampang yang berhadapan dengan Masjid Jami Kota banjir  setinggi 120 cm lebih.
Akibatnya, pengguna jalan yang hendak ke Pamekasan dari Bangkalan atau sebaliknya pun harus melewati jalur alternatif. Agar terhindar dari air bah, pengguna jalan harus melewati Jalan Makbul.
Banjir tersebut terjadi karena Sungai Kemuning meluap setelah diguyur hujan deras sejak dua hari terakhir. Selain itu ditambah terjadinya  kiriman air dari kawasan utara Sampang terus meningkat. Kondisi tersebut diperparah dengan air laut yang pasang. Jadi, air yang ada di Sungai Kemuning tidak bisa masuk ke laut. Air sungai itu malah meluber ke jalan hingga menyebabkan ratusan rumah penduduk yang ada di sekitar sungai terendam.
“Karena banjir, jalan yang ada di Kota Sampang ditutup. Terpaksa saya harus putar balik supaya selamat dari banjir. Saya harus lewat Jalan Makbul agar terhindar dari banjir,” tutur Fathur, warga Pamekasan, Minggu (25/9).
Menurut Fathur, arus lalu lintas di Jalan Makbul tampak macet sebab banyak kendaraan yang melintas. Ini terjadi lantaran jalan tersebut merupakan satu-satunya akses menuju Pamekasan dari Bangkalan atau sebaliknya. “Saya tidak berani menerobos banjir karena takut mogok motor saya. Sebab air cukup tinggi yang merendam jalan di kawasan kota,” ucapnya.
Banjir luapan Sungai Kemuning sampai saat ini telah menggenangi sebagian 5 desa dan 2 kelurahan yaitu Desa Kamuning, Pasean, Tanggumung, Panggung, Gunung Maddah, Kelurahan Dalpenang dan Rongtengah. Secara geografis, daratan di Sampang berada 10 cm di bawah permukaan laut.
Tiga Dapur Umum
Untuk meringankan beban warga Sampang, Pemprov Jatim pun mendirikan tiga dapur umum untuk melayani warga.
“Ada tiga dapur umum yang sudah disiapkan untuk warga. Masing-masing di Jalan Semeru, Jalan Pahlawan dan Desa Pasean. Dapur umum saat ini sangat dibutuhkan warga untuk kebutuhan makan dan minum,” kata Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf dikonfirmasi kemarin.
Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim, pihaknya juga telah mengirimkan makanan siap saji serta lauk pauk sebagai antisipasi kebutuhan makanan bagi para warga setempat. Selain itu, orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut juga meminta BPBD Jatim terus bekarjasama dengan Pemkab sampang secara serius mengatasi banjir yang terjadi.
“Aparat keamanan juga dilibatkan dan disiagakan untuk mengantisipasi segala kemungkinan akibat banjir ini. Masyarakat juga diminta untuk waspada agar tidak ada korban,” kata salah seorang Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.
Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, juga mengimbau semua pihak khususnya warga Sampang dan pengendara yang melintas untuk tetap waspada, serta menaati perintah dari aparat maupun petugas setempat. “Sudah disiapkan tempat dan jalur pengungsian dan diharapkan banjir segera surut karena air di laut ombaknya tidak terlalu tinggi. Sedangkan, lalu lintas Sampang padat merayap,” katanya.
Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut menjelaskan, sejak Minggu pukul 05.30 genangan air sudah mulai tampak di sejumlah desa. Pada pukul 09.30,  air sudah menggenangi Desa Kemoning dengan ketinggian 60 cm sampai satu meter. Kemudian, Desa Pasean mencapai 90-120 cm, Desa Tanggumung mencapai 80-120 cm, dan Kelurahan Dalpenang di Jalan Imam Bonjol bagian timur (pertigaan Jalan Suhadak sampai SMP 06 ketinggian airnya mencapai 80-130 cm.
Berikutnya, depan SMK 01, genangannya mencapai 70-125 cm, Jalan Imam Bonjol depan RRI Kelurahan Delpenang genangan ketinggiannya mencapai 80-125 cm, Jalan Raya Panggung ketinggiannya mencapai  60-80 cm, Pasar Bukol ke arah timur Gunung Maddah mencapai 80-110 cm.
Genangan air juga sudah menyebar ke Kelurahan Rongtengah di sekitar Monumen yang mencapai 80-120 cm, Jalan Bahagia ketinggiannya mencapai 60-80 cm, serta Jalan Kamboja mencapai 60-70 cm.
“Sesuai laporan, total ada lima desa dan dua kelurahan di Kabupaten Sampang yang terdampak dan terendam banjir hari ini (Minggu kemarin, red). Akses jalan Sampang menuju Omben tertutup tidak dapat dilalui kendaraan. Sedangkan untuk jalan dari Pamekasan menuju Surabaya akses satu-satunya melalui Jalan Syamsul Arifin,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim Sudarmawan.
Jika dibanding banjir pada Februari 2016 lalu, kata mantan Pj Bupati Sumenep ini, tinggi gelombang laut di Selat Madura mencapai 1,5-2 meter. Sementara kondisi terkini tinggi gelombang di laut hanya 0,3-1 meter. “Diperkirakan tidak ekstrim seperti Februari lalu, tetapi tetap harus waspada,” katanya.
Pamekasan Waspadai Longsor
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Pamekasan dalam dua hari terakhir ini menyebabkan tebing di perbukitan Desa Sana Laok di Kecaman Waru  longsor. Daerah ini berada 50 kilometer ke arah utara Kota Pamekasan.
“Saat ini kami bersama masyarakat sedang bergotong royong menyingkirkan timbunan tanah yang menutup jalan raya,” kata anggota Babinsa setempat, Serda Suhermono, Minggu (25/9).
Ia menjelaskan hujan deras yang mengguyur desa itu sejak Sabtu (24/9)  sekitar pukul 17.00 sampai Minggu kemarin  telah memicu longsor di daerahnya. Tebing sepanjang 7 meter dan setinggi 8 meter itu ambrol sehingga memutuskan jalan penghubung antar desa dan jembatan sepanjang 2,5 meter di desa ini. “Kalau korban jiwa tidak ada. Hanya tebing longsor dan jembatan putus itu saja,” ucap dia.
Tebing longsor akibat hujan deras juga terpantau di sepanjang Jalan Raya Pamekasan menuju Kecamatan Pasean, mulai dari Kecamatan Kadur di Desa Pamoroh, hingga di Desa Waru, Kecamatan Waru.
Kepala BPBD Pemkab Pamekasan Akmalul Firdaus menyatakan, jalur Pamekasan menuju Kecamatan Pasean memang termasuk daerah rawan longsor ketika musim hujan. [lis, iib, din]

Tags: