Banjir Tulungagung Belum Terkategori Bencana

Air masih menggenang di jalan Desa Moyoketen Kecamatan Boyolangu, Rabu (3/2) siang.

Air masih menggenang di jalan Desa Moyoketen Kecamatan Boyolangu, Rabu (3/2) siang.

Tulungagung, Bhirawa
Banjir yang menggenangi sebagian wilayah Kabupaten Tulungagung belum terkategorikan sebagai bencana alam oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Mereka menilai genangan air yang terjadi saat ini sebagai hal yang lumrah terjadi ketika memasuki puncak musim hujan dan belum menimbulkan korban. “Genangan yang terjadi masih normal-normal saja. Belum bisa dikategorikan sebagai bencana,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Tulungagung, Soeroto SSos MSi pada Bhirawa, Rabu (3/2).
Menurut dia, genangan air bisa dikategorikan bencana jika sudah menimbulkan korban. Baik korban jiwa atau korban harta benda. “Kan ini belum. Genangan di sejumlah tempat itu sudah biasa terjadi dan masyarakat yang daerahnya mengalami genangan air tidak terisolir. Air hanya di jalan dan halaman. Kalau pun ada yang (air banjir) sampai masuk rumah jumlahnya tidak banyak,” paparnya.
Diakuinya, ada beberapa tempat di Kabupaten Tulungagung yang tergenang akibat hujan deras pada Selasa (3/2). Terlebih hujan terjadi mulai sore sampai malam hari. Bahkan sampai Rabu (3/2) kemarin, seluruh wilayah Kabupaten Tulungagung masih diselimuti mendung dan mengalami hujan ringan.
Soeroto menyatakan seluruh personel BPBD terus melakukan pemantauan terhadap kejadian genangan air tersebut. Masyarakat yang daerahnya terkena banjir tidak diberi bantuan. “Bukannya BPBD tidak mau memberi bantuan. Tetapi, kami harus pula mendidik masyarakat. Jangan sampai terkena genangan sedikit lalu minta bantuan. Masyarakat dididik untuk tangguh bencana,” tuturnya.
Banjir yang menggenang di daerah Desa Gedangsewu, Desa Moyoketen, Desa Serut semuanya di Kecamatan Boyolangu dan sebagian di Kecamatan Pakel dan Kecamatan Kauman, dinilai Soeroto masih dalam taraf wajar. “Paling ya tiga jam ke depan sudah surut,” tandasnya.
Pantauan Bhirawa, sampai Rabu (3/2), genangan air di Desa Serut, Desa Gedang Sewu dan Desa Moyoketen belum surut sepenuhnya. Bahkan, menjelang siang, air terlihat kembali naik secara perlahan.
Beberapa areal persawahan juga terlihat masih tergenang. Genangan air ini tentu akan membuat para petani akan mengalami kerugian jika tanaman padi yang ditanamnya kemudian membusuk.
Namun demikian, beberapa warga, terutama anak-anak sepertinya mendapat berkah tersendiri dengan terjadinya banjir. Mereka terlihat mencari ikan di genangan-genangan air tersebut. “Lumayan dapat ikan. Ini ikan banyak yang hanyut dari kolam karena banjir,” ujar Sumarno, warga Desa Moyoketen. [wed]

Tags: