Bank Indonesia Bukukan Sejarah Perjalanan Perbankan di Malang

Kepala BI Malang Subhan Aminurrido

Kota Malang, Bhirawa
Salah satu wilayah di Jawa yang memiliki kedudukan penting dalam konteks usaha perkebunan swasta pada masa kolonial adalah Kota Malang.

Kawasan yang semula sebagian besar tertutup rimba berevolusi menjadi kawasan perkebunan terkemuka diikuti dengan berdirinya kantor-kantor manajemen perkebunan di kota ini sehingga menjadi kota dengan infrastruktur yang semakin meningkat. Evolusi kota Malang yang mampu menggerakkan perekonomian maka pemerintah Hindia Belanda mendirikan Kantor De Javasche Bank (DJB) Agentschap Malang untuk menjalankan fungsi sebagai bank sirkulasi di wilayah koloni Hindia Belanda. Dan kelak DJB ini menjadi Bank Indonesia (BI) setelah dilakukan proses nasionalisasi pada tanggal 1 Juli 1953.

Untuk itu, BI sebagai lembaga bank sentral juga memiliki komitmen untuk menuliskan perjalanan sejarah organisasi dan perekonomian bangsa melalui peluncuran seri buku Sejarah dan Heritage 16 Kantor BI Malang, kehadiran 16 Kantor Perwakilan Bank Indonesia ini termasuk Malang memiliki perjalanan panjang sejak masa kolonial Hindia Belanda dengan nama De Javasche Bank (DJB). Peluncuran buku “Dari Rimba Menjadi Kota: Bank Indonesia Dalam Evolusi Malang Raya” dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2021 secara virtual, dengan narasumber pembedah buku Prof. Dr. Boediono, B.Sc., M.Ec., selaku Wakil Presiden Republik Indonesia 2009 – 2014, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., selaku Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Malang, dan Dr. R. Reza Hudiyanto, M. Hum., selaku Dosen Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang.

Kepala Perwakilan BI Malang, Azka Subhan Aminurridho, menyampaikan bahwa kota Malang telah berevolusi semula hanya kawasan pertanian, menjadi kawasan perkebunan, industri, pariwisata dan pendidikan. Cikal bakal berdirinya DJB Agentschap Malang hingga kini menjadi Kantor Perwakilan BI Malang, menjadikan terus hadir dalam perkembangan ekonomi serta menjawab perubahan ekonomi.

“Saat ini, dimana sedang berjuang dalam mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di daerah, BI I Malang terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan daerah lainnya untuk senantiasa melakukan implementasi, monitoring, dan evaluasi terhadap implementasi program PEN di wilayah Malang dan sekitarnya,”tutur Azka.

Selain itu, juga memberikan fasilitasi dan masukan dalam rangka perumusan kebijakan ekonomi daerah melalui koordinasi berbagai forum-forum kebijakan di wilayah Malang.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa program pendukung lainnya yang telah dilakukan dalam mendorong pengembangan ekonomi di daerah antara lain melalui pengembangan UMKM, ekonomi dan keuangan syariah (Halal Value Chain), serta digitalisasi ekonomi sebagai sumber kekuatan ekonomi baru di wilayah Malang dan sekitarnya.

Pada tahun 2021, BI akan terus menjalankan program-program yang berlanjut dari tahun 2020 seperti dukungan Pemulihan Ekonomi Nasional di wilayah Malang dan sekitarnya, pengembangan UMKM, serta peningkatan akses keuangan digital di lingkungan pemerintah, dan Program QRIS 12 juta merchants di seluruh Indonesia. [mut]

Tags: