Bank Indonesia-Polda Jatim Musnahkan 82.897 Lembar Uang Palsu

BI dan Polda Jatim saat pemusnahan Upal dengan mesin penghancur. [m ali/bhirawa[

Surabaya, Bhirawa
Sebanyak 82.897 lembar uang palsu (Upal) dimusnahkan dengan cara dihancurkan oleh gabungan BI Jatim, Polda Jatim, Kejaksaan, dan Pengadilan Negeri Surabaya.
Upal sebanyak jumlah tersebut menurut
Deputy Kepala Perwakilan BI Jatim, Yudy Harimukti bersama Direktur Reserse dan Kriminal Khusus Polda Jatim Kombespol Agus Santoso, disela sela pemusnahan di Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Jatim Jumat (29/12), adalah hasil temuan tahun 2011 hingga 2016 dengan daerah edar Jatim.
Lebih jauh dijelaskan, Jumlah Upal yang dimusnahkan itu terdiri dari 74.939 lembar yang merupakan temuan dari perbankan, 995 lembar adalah temuan masyarakat dan 6.963 lembar temuan di pengolahan uang yang ada di empat KPW BI di Jawa Timur yakni Surabaya, Kediri, Malang dan Jember.
Di tahun 2016 uang palsu beredar sebanyak 31.382 lembar. Sedangkan hingga akhir November 2017 ini sebanyak 27.663 lembar. Dari jumlah tersebut, 12.645 adalah hasil temuan KPW BI Jatim , 4.754 lembar temuan KPW BI Malang, 5.180 lembar temuan KPW BI Kediri dan 5.073lembar adalah temuan KPW BI Jember.
“Dari sekian banyak uang palsu yang dimusnahkan, 80 persen terdiri dari pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu. Sisanya adalah pecahan kecil, bagi kami kalau temuan uang palsu itu tidak ada nilainya. Jadi kami tidak bisa menyebut berapa nilai uangnya. Karena ini bukan uang yang ada nilainya. Kami menyebutnya lembar,” tegas Yudy.
Yang cukup mengejutkan, penemuan uang palsu banyak di bank bank, jadi daerah edar justeru malah di lingkungan perbankan sendiri yang paling besar bukan di pedagang,
karena saat penerimaan uang di nasabah, pihak bank hanya menghitung jumlahnya tanpa mengecek keasliannya. Sehingga ketika ada mengecekan secara mendetail baru terlihat ada yang palsu.
Secara terpisah dikesempatan yang sama Direktur Reserse dan Kriminal Khusus Polda Jatim Kombespol Agus Santoso mengungkapkan dari temuan ini jelas membuktikan Jawa Timur masih menjadi tempat yang sangat strategis untuk peredaran uang palsu. Karena Jatim adalah pintu gerbang perekonomian menuju Indonesia Timur. Selain itu Jawa Timur khususnya Surabaya adalah kota besar kedua setelah Jakarta.
“Masyarakat Jawa Timur memang sering mengabaikan untuk mengecek keaslian uang. Mereka mengganggap kalau sudah feeling asli ya asli, tapi kenyataannya sekarang teknologi semakin canggih dan uang palsu sudah mirip dengan aslinya,” jelasnya.
Diharapkan masyarakat memang lebih waspada. Agus mengungkapkan edukasi dan sosialisasi itu penting. BI dan kepolisian sudah bahu membahu untuk mengajak masyarakat agar mengecek keaslian uang dengan cara-cara yang ditentukan.
Peredaran Upal di Jatim cukup tinggi meski pada 2017 mengalami penurunan. Hal tersebut menurut Agus Santoso penyebabnya bisa jadi karena pelakunya berkurang atau karena penyidiknya yang malas mengungkap,“ pungkas Agus Santoso. [ma]

Tags: