Bank Jatim Catat Penyaluran Kredit Rp38,35 Triliun

Kinerja penyaluran kredit Bank Jatim diharapkan terus tumbuh setiap tahunnya.

Surabaya, Bhirawa
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) pada tahun 2019 telah mencatat kinerja penyaluran kredit yang mencapai Rp38,35 triliun atau tumbuh 13,16 persen dibandingkan 2018. Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan penurunan rasio Non performing Loan (NPL) secara signifikan yakni 2,77 persen.
“Dengan penurunan rasio NPL sebesar 2,77 persen ini membuktikan bahwa kualitas kredit Bank Jatim dari tahun ke tahun semakin lebih baik,” ungkap Pgs Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim), Ferdian Timur Satyagraha.
Ferdian menambahkan kredit di sektor konsumsi menjadi penyumbang tertinggi yakni Rp23,10 triliun atau tumbuh 7,12 persen (yoy). Sedangkan pertumbuhan paling tinggi didapat dari sektor komersial sebesar 27,11 persen atau tercatat Rp9,23 triliun. Pertumbuhan yang tinggi ini pun didongkrak dari pertumbuhan kredit sindikasi yang signifikan yakni 118,98 persen.
“Kinerja Bank Jatim yang positif pada tahun lalu itu juga merupakan keberhasilan dari salah satu program layanan digital banking yang gencar dilakukan. Pada awal 2019, Bank Jatim telah mengenalkan layanan digital Jatimcode yang merupakan pengembangan fitur pembayaran dari aplikasi mobile banking melalui scan QRCode,” jelasnya.
Selain itu Bank Jatim juga memproyeksikan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 14,45 persen sesuai dengan sejumlah program layanan baru yang tengah disiapkan perseroan. Karena perseroan memiliki mimpi besar sebagai bank yang omnyway yang mengandalkan layanan berbasis teknologi.
“Salah satu yang sedang kami siapkan saat ini adalah kredit mikro online. Jadi nanti pengajuan kredit sudah pakai online, di dalam menunya nanti dimasukan foto KTP, foto nasabah dan dokumen-dokumen pendukung lainnya,” ujar Ferdian.
Bank Jatim optimis kredit mikro ini bakal banyak diminati khususnya bagi para PNS dengan plafon kredit mikro online maksimal Rp50 juta untuk sementara ini. “Captive market kita kan kuat sekali misalnya seperti pegawai pemerintah. Nah mereka pasti punya rekanan kontraktor, atau supplier yang bisa kami dekati. Minimal mereka tahu Bank Jatim,” pungkas Ferdian.[riq]

Tags: