Bank Jatim Gelar Panen Rejeki Rp 6 Miliar

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Bank Jatim ditunjuk oleh Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) sebagai tuan rumah perhelatan akbar panen rejeki Bank BPD seluruh Indonesia berupa penarikan undian nasional tabungan Simpeda berhadiah total Rp6 miliar yang berlangsung 3 September di Surabaya.
“Di pilihnya Kota Pahlawan Surabaya menjadi tuan rumah perhelatan akbar panen rejeki Bank BPD SI karena Bank Jatim merupakan BPD yang terbesar memiliki jumlah nasabah tabungan Simpeda di Indonesia,” ujar Winran Ismaun selaku Direktur Eksekutif Asbanda, Sabtu (3/9).
Menurut Ismaun, program customer reward tabungan Simpeda hadiah totalnya adalah Rp6 miliar. Namun undiannya setahun dilakukan dua kali, sehingga pada periode pertama ahun 2016 ini hadiah yang akan dibagikan kepada nasabah tabungan Simpeda hanya sebesar Rp3 miliar.
“Program ini adalah bagian dari transformasi BPD yakni penguatan produk dan layanan BPD agar semakin bersaing dan bisa menjadi regional champion di masing-masing daerah. Penarikan undian nasional periode kedua nanti akan dilaksanakan di NTT,” bebernya.
Setiap periode, lanjut Ismaun ada sebanyak 585 pemenang hadiah utama masing-masing mendapat Rp500 juta. Kemudian 4 pemenang hadiah kedua masing-masing sebesar Rp100 juta, 26 pemenang hadiah ketiga @ Rp50 juta, 26 pemenang hadiah keempat @ Rp5 juta, 26 pemenang hadiah kelima @ Rp2,5 juta, 52 pemenang hadiah keenam @ Rp2 juta, 104 pemenang hadiah ketujuh @Rp1,5 juta, dan 345 pemenang hadiah kedepalan @ Rp1 juta.
Diakui Ismaun, dibanding tahun sebelumnya, jumlah nasabah penabung Simpeda mengalami penurunan sebanyak 0,46 persen atau tinggal 7.036.600 penabung dari sebelumnya yang mencapai 7.069.345 penabung. Kendati demikian jumlah saldo Simpeda justru meningkat 27,38 persen atau setara Rp41,37 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp32,48 triliun.
“Bank Jatim selama 10 tahun terakhir menjadi penghimpun terbanyak tabungan Simpeda dengan saldo mencapai Rp.10,05 triliyun atau 24,28 persen dari tabungan Simpeda nasional,” ungkap mantan pejabat BPD Maluku ini.
BPD SI dari tahun ke tahun juga menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Indikator per Juni 2016, kata Ismaun aset BPD SI mencapai Rp.538,62 triliyun atau naik 10,75 persen dibanding posisi Desember 2015 yang asetnya baru mencapai Rp.486,35 triliyun. “BPD SI menempati peringkat 4 dalam perbankan nasional setelah BRI, Mandiri dan BCA,” imbuhnya.
Posidi kredit BPD SI per Juni 2016 mencapai Rp331,47 triliun atau meningkat 5,05 persen dibanding posisi Desember 2015 yang mencapai Rp315,52 triliun. Sedangkan posisi dana pihak ketiga (DPK) per Juni 2016 mencapai Rp415,69 triliun dibanding per Desember 2015 yang mencapai Rp347,38 triliun.
“Kontribusi BPD SI terhadap perekonomian masih terbatas karena kredit BPD SI di sektor kredit produktif baru 30,12 persen dengan tren statisbahkan cenderung menurun akibat pengurangan ekspansi terkait adanya kenaikan NPL kredit produktif, serta ketergantungan terhadap dana Pemda masih relatif tinggi mencapai 27,10 persen hingga akhir Desember 2015 lalu,” tambah Ismaun.
Sementara itu, Dirut PT Bank Jatim, Soeroso mengatakan bahwa bersamaan dengan undian nasional tabungan Simpeda, pihaknya juga akan menggelar panen rejeki bagi nasabah tabungan Simpeda untuk regional Jatim dengan total hadiah mencapai Rp6,5 miliar.
“Hadiah undian regional tabungan Simpeda memang lebih besar karena nasabah Bank Jatim itu terbesar dari BPD-BPD di seluruh Indonesia. Itu bagian dari customer reward yang diberikan Bank Jatim agar bisa menjadi regional champion di Jatim,” tutur Soeroso.
Ke depan, pihaknya juga akan melakukan optimalisasi holding bussines BPD SI agar pelayanan BPS SI menjadi lebih baik dengan SOP standar di seluruh Indonesia. “Kami ingin meniru Bank Sperkasen di Jerman dalam optimalisasi holding bussines BPD SI,” ungkap mantan Dirut Bank UMKM Jatim ini.
Di sisi lain, akibat krisis moneter di belahan dunia, Bank Jatim juga akan melakukan sindikasi dengan BPD-BPD lain di Indonesia untuk pembiayaan proyek pembangunan di Jatim maupun provinsi lain di Indnesia. “ Aset BPD SI itu sangat besar, kalau bisa digunakan untuk kredit lunak pembiayaan proyek-proyek di daerah tentu itu menjadi lebih baik dan bisa mendapatkan kepencayaan di kalangan pengusaha besar untuk menyimpan uangnya di BPD,” pungkas Soeroso. [cty]

Tags: