Bank Jatim Kaji Himpun Dana Dari Pasar Modal

Pasar ModalSurabaya, Bhirawa
PT Bank Pembangunan Daerah Jatim Tbk mengkaji kemungkinan menghimpun dana dari pasar modal melalui right issue guna menjaga rasio kecukupan modal.
Direktur Utama Bank Jatim Hadi Sukrianto mengutarakan rencana menghimpun dana dari pasar sebagai antisipasi rasio kecukupan modal/capital adequacy ratio (CAR) yang saat ini 20,29%.
Dia menilai rencana aksi korporasi tersebut perlu kajian mendalam. Namun demikian, langkah strategis ini diprediksi baru bisa dilakukan pada 2018. “Sekarang kami perusahaan terbuka, jadi mekanismenya right issue. Lain kalau masih tertutup bisa melakukan penambahan modal,” katanya, Selasa (28/10).
Sementara di sisi kinerja, sampai kuartal III/2014 bank yang melantai di bursa efek dengan kode BJTM ini mencatatkan laba operasional Rp 1,03 triliun naik 9,87% dari periode sebelumnya Rp 936,5 miliar. Laba tersebut sebagian besar ditopang pendapatan bunga Rp 2,93 triliun naik 22,72% dari periode sebelumnya Rp 2,39 triliun.
Adapun di sisi penyaluran dana, BJTM menyalurkan kredit Rp 26,09 triliun naik 21,18% dibanding penyaluran periode sama tahun sebelumnya Rp 21,1 triliun. Dari aktivitas tersebut besaran kredit bermasalah alias nonperforming loan (NPL) 2,9%.
Sebelumnya, PT Bank Pembangunan Daerah Jatim Tbk.mengungkapkan juga akan memperluas jaringan kantor syariah. Perluasan ini untuk menambah 47 jaringan kantor layanan Unit Usaha Syariah Bank Jatim yang sudah ada.
Direktur Agrobisnis dan Usaha Syariah Bank Jatim Tony Sudjiaryanto menjelaskan kantor cabang Malang akan dibangun tahun ini. Sedangkan kantor cabang pembantu yang akan ditingkatkan statusnya Madiun dan Gresik.
Belanja modal yang dialokasikan untuk perluasan jaringan kantor syariah, Tony mengatakan tidak hafal detailnya. Meski demikian, penambahan jaringan tersebut akan diusahakan segera agar spin off yang ditargetkan 2017 bisa lebih cepat.
Menurutnya perluasan jaringan diharapkan bisa mendorong aset Rp 2 triliun di akhir 2016. Sedangkan per kuartal III/2014 unit usaha yang dibentuk 21 Agustus 2007 ini memiliki aset Rp 1 triliun dengan pembiayaan Rp 480 miliar.
Dalam kesempatan berbeda, Gubernur Jatim H Soekarwo mengatakan rencananya spin off dijadwalkan 2017. Namun, guna mempercepat pertumbuhan dunia syariah di Jatim pemegang saham berharap aksi tersebut bisa terealisasi 2016. [cty]

Tags: