Bantengan Sambut Kedatangan Sutiaji

Kota Malang, Bhirawa
Kesenian Bantengan khas Malang Raya yang melukiskan keperkasaan seekor banteng terluka menyambut kunjungan Sutiaji di Pasar Minggu Kampung Pelangi diikuti oleh pedagang, pengunjung dan warga sekitar Merjosari, Dinoyo, pagi ini, Ahad 1/4 kemarin.
Sambutan meriah ini sekaligus sebagai ekspresi kegembiraan warga Merjosari yang merayakan 1 April 2018 ini sebagai hari ulang tahun ke 104 kota Malang yang sebentar lagi memiliki pemimpin baru melalui proses pilkada bulan Juni mendatang.
Seni Bantengan menggambarkan seekor Banteng yang kesurupan dan lepas kendali, seekor Banteng yang bertarung melawan Macan, serta diperindah dengan beragam Tarian menggunakan topeng Banteng.
Perilaku Banteng ini terlukis pada relief Candi Jago di Tumpang, Malang. Intinya, seni Bantengan menggambarkan keperkasaan seekor bnteng untuk melawan musuh, mempertahankan diri dan hubungan harmonis dengan lingkungan habitatnya,
Kesenian Bantengan ini berkembang di wilayah Malang Raya.
Hampir setiap kecamatan memiliki kelompok atau grup kesenian bantengan dan biasanya jadi satu grup dengan kesenian kuda lumping atau jaranan.
Perangkat pentas Bantengan ini antara lain kuda lumping, barongan, celengan, kendang, angklung, bonangan, dan jidor.
Seni bantengan ini biasanya dibumbui dengan atraksi pemain kesurupan yang mengejar pemonton, sehingga pertunjukan makin meriah dengan teriakan penonton yang ketakutan.
Suasana meriah dan akrab ini mengisyaratkan eratnya hubungan emosional antara warga Merjosari Dinoyo dengan Sutiaji, Calon Walikota Malang yang maju dalam pilkada 27 Juni 2018 dengan nomor urut 3.
“Seni Bantengan ini salah satu kekayaan budaya khas Malang yang berpotensi dikembangkan untuk acara Calendar of Event dan menyambut para wisatawan, sebagaimana tari Pendet di Bali atau tari Gambyong di Solo”, ujar Sutiaji sambil tersenyum cerah. [mut]

Rate this article!
Tags: