Bantuan Pemerintah Tak Kunjung Turun, Pedagang Semanggi Surabaya Tetap Berharap

Iryatun saat meracik makanan Semanggi.

Surabaya, Bhirawa
Semanggi yang merupakan makan khas Kota Surabaya ini, memang sudah tidak banyak peminatnya karena sudah kalah dengan kuliner-kuliner masa kini. Apalagi dimasa pandemi seperti ini semakin membuat pedagang Semanggi merana.

“Dulu sempat ada pegawai dari Kelurahan yang melakukan pendataan ke para pedagang. Di mintain fotocopy KTP dan lapaknya di fotonya, katanya akan dapat bantuan dari pemerintah sebesar Rp2 jutaan. Ternyata hingga saat ini bantuan tersebut juga tidak ada,” terang Iryatun, salahsatu pedagang semanggi di kawasan Surabaya Barat.

Bagi Iryatun, bantuan dari pemerintah sangat diharapkan karena semenjak adanya pandemi Covid-19, penjualan makanan Semanggi menurun hingga 50 persen. “Kalau sebelum pandemi sehari bisa mendapatkan Rp160 ribu, tapi setelah ada pandemi pendapatan turun paling bagus Rp80 ribu,” katanya.

Bahkan Iryatun menceritakan, pernah sehari hanya laku satu bungkus Semanggi. “Pernah itu terjadi, sehari hanya satu bungkus. Tapi kondisi sekarang sudah agak membaik meskipun tidak seperti sebelum adanya pandemi. Yang terpenting banyak berdoa karena rejeki itu sudah ada yang mengatur,” ujarnya.

Namun, dukungan dari Pemerintah khususnya dari Kelurahan baik berupa finansial juga sosialisasi maupun edukasi terkait protokol kesehatan untuk memberikan pembatas antara pedagang dan pembeli maupun menjaga makanan Semanggi tetap higienis agar nantinya dapat menyakinkan para pembelinya, hingga saat ini masih belum didapat oleh para pedagang.

“Belum ada dari pemerintah yang memberikan arahan tentang protokol kesehatan, tempat cuci tangan itu pun saya bawa sendiri,” tandas Iryatun.

Iryatun berharap, pihak pemerintah juga lebih peduli terhadap para pedagang sepertinya. “Kita sama-sama mencari rejeki, tapi setidaknya ada kepedulian dari Pemerintah. Sehingga kami masih bisa bertahan berjualan dan membantu kelanjutan hidup bagi keluarga,” pungkasnya. [riq]

Tags: