Bantuan Pemkot Disiapkan, PTS Diminta Pendataan Mahasiswa Tak Mudik

Prof Dr Hj Dyah Sawitri

Malang, Bhirawa
Perguruan tinggi di wilayah Malang diminta segera melakukan pendataan mahasiswa yang masih tinggal di kota Malang selama pandemi Covid-19.
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), Wilayah IV Malang, Prof. Dr. Hj. Dyah Sawitri, usai melakukan pertemuan dengan Wali Kota Malang di Ruang Sidang Balaikota Malang Senin (4/5 ) kemarin, mengutarakan, pihaknya bersama dengan para rektor di Kota Malang, diminta untuk segera melakukan pendaan kepada mahasiswanya yang masih berada di Kota Malang.
Menurut Dyah, pendataan tersebut dilakukan untuk mendapatkan kepastian jumlah mahasiswa yang akan mendapatkan bantuan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), akibat dampak Covid 19.
“Karena dana yang akan digunakan untuk membantu para mahasiswa ini adalah dana negara maka validasi data sangat diperlukan. Itulah sebabnya kami diminta oleh Pak Wali Kota mendata,”tutur wanita yang juga Rektor Universitas Gajayana (Uniga) Malang itu.
Saat ini, lanjutnya baru 13 Perguruan Tinggi Swasta (PTS), yang melakukan pendataan sementara di Kota Malang ini ada 64 PTS dan Sekolah Tinggi.
Dari 13 PTS yang sudah menyampaikan datanya, baru dengan jumlah total 7739 mahasiswa yang saat ini masih tinggal di Kota Malang. Padahal seharusnya lebih banyak dari jumlah tersebut.
“Di Kota Malang ini jumlah mahasiswanya sangat banyak, ada 64 PTS. Makanya validasi ini sangat diperlukan. Kami akan melakukan koordinasi dengan seluruh PTS di Malang,”imbuhnya.
Pihaknya berharap, dalam waktu dekat ini, seluruh PTS sudah memberikan datanya, sehingga dapat diketahui secara pasti, berapa banyak jumlah mahasiswa, yang berada di Kota Malang.
Berdasarkan informasi yang dia dapat dari media, ada 15, 000 mahasiswa, yang akan mendapat bantuan dari Pemkot Malang. Makanya dia berharap segera ada data akurat.
“Harus dipastikan juga para mahasiswa itu, tidak atau belum menerima bantuan dari dana lain, atau dari pemerintah asalnya. Makanya data tersebut harus benar-benar valid, agar tidak tumpang tindih bantuan,”tukasnya.
Sementara itu, Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Masykuri Bakri, menyampaikan jika di Unisma ada mahasiswa yang tidak pulang sebanyak 771 orang.
Selama ini, lanjut Masyukri, sudah ada protokol bagi mereka yang tinggal di kampus, dan yang diluar kampus telah mengikuti ketentuan RT dan RW setempat.
“Kemarian alumni dan Unisma, melalui satgas perduli, telah memberikan bantuan kepada mahasiswa. Pihak kampus juga memberikan bantuan pulsa yang dipotongkan dari SPP Mereka,”tukas Masykuri Bakri.
Unisma, menurut dia sudah mengeluarkan anggaran Rp. 4 M, untuk membantu para mahasiswanya. Mereka juga mendapatkan bantuan langsung dari para dosen.
Terkait dengan 771 mahasiswa yang masih ada di Kota Malang, pihaknya akan kembali melakukan verifikasi, dicari yang benar-benar yang tidak mampu.
“Kalau yang mampu tidak diberikan bantuan, hanya bagi mahasiswa yang benar-benar tidak mampu, akan kita bantu, termasuk nantinya dari zakat fitrah kerena mereka kan termasuk fisabillah,”imbuhnya.
Wali Kota Malang, Sutiaji mengemukakan, pertemuan dengan para rektor ini, untuk melakukan inventarsisi jumlah mahasiswaa yang membutuhkan bantuan.
“Saya minta ada inventarisasi data mahasiswa, dan simulasi penerimanaan mahasiswa, protapnya seperti apa saya tidak ingin setelah seteril kedatangan mahasiswa dari daearah rawan, atau zona merah,”tutur Sutiaji.
Hasil pertemuan tersebut, ada PTS yang sudah melangkah jauh ada yang masih sekedar, yang jelas mereka sudah punya antisipasi, saat Covid 19 berlangsung.
“Anjuran pembelajaran daring sudah dilakukan. Kita prediksi 10 persen dari jumlah mahasiswa 300 ribu yang di Malang masih tinggal di Kota Malang, itu nanti yang akan diberi bantuan,”tukasnya. [mut]

Tags: