Bantuan Pompa Air Konversi Tekan Biaya Operasional Petani Kota Batu

Pembagian bantuan pompa air konversi dari Kementrian ESDM kepada petani Kota Batu yang dilaksanakan di BPP Kecamatan Junrejo, Selasa (10/11)

Kota Batu,Bhirawa
Para petani di Kota Batu kini bisa menekan biaya operasional dalam pengelolaan lahannya. Mereka mendapatkan bantuan pompa air konversi dari Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Selasa (10/11) siang.

Selain bisa menggunakan BBM, pompa air bantuan Pemerintah Pusat ini juga bisa menggunakan BBG yang jauh lebih murah.

Pemberian bantuan ini disampaikan Kepala Seksi Pengadaan Pembangunan Infra Strktur Migas di Direktorat Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi, Mariani. Ia mengatakan ada sebanyak 170 paket pompa air konversi yang dibagikan kepada 170 petani di dua kecamatan di Kota Batu., Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji, secara gratis .

“Jadi bantuan ini benar- benar gratis tis dari Kementrian ESDM. Jangan sampai ada oknum yang memungut biaya kepada petani untuk mendapatkan bantuan ini,”ujar Mariani memastikan sekaligus memberi pesan dalam acara penyerahan, kemarin (10/11).

Ia menjelaskan ada kriteria dan syarat khusus bagi petani untuk bisa mendapatkan bantuan ini. Antara lain, petani sudah memiliki pompa air yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Kemudian bagi petani biasa minimal memiliki lahan seluas 1/2 hektar yang merupakan lahan sendiri (bukan menyewa).

“Adapun untuk petani transmigran minimal memiliki lahan seluas 2 hektar,”jelas Mariani. Ketentuan di atas menjadi menjadi syarat wajib yang harus dipenuhi para penerima bantuan selain syarat administrasi.

Pompa air yang dibagkan ini merupakan jenis konversi atau peralihan dari pompa air berbagan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). Namun, meskipun sudah menggunakan BBG, dalam unit pompa air ini juga masih bisa menggunakan BBM. Hanya saja penggunaan BBG jauh lebih murah dari pada menggunakan BBM.

Dijelaskan Mariani bahwa pompa ar ini sudah diujicobakan di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kabupaten Sragen. Dalam uji coba tersebut, untuk mengairi lahan petani harus menghidupkan pompa air selama 8 jam.

Selama beroperasi pompa air membutuhkan 8 liter BBM seharga Rp 58.000,-. Sedangkan untuk mengairi lahan yang sama dan kurun waktu yang sama pula pompa yang menggunakan BBG hanya menghabiskan 1 tabung LPG ukuran 3 Kg.

“Satu tabung LPG harganya sektar Rp20.000,- saja. Ini tentu jauh lebh murah sehingga bisa menekan biaya operasional petani dalam mengelola lahannya,”tambah Mariani. [nas]