Banyak Dijual ke Luar Jawa, Harga Cabai Masih Tinggi

4-Lombok-cabe-PedesTuban, Bhirawa
Tingginya harga cabai yang masih dirasakan para pedagang dan konsumen Kabupaten Tuban, rupanya disebabkan pasokan komoditi  cabai, yang tidak mencukupi pasar lokal, menyusul  banyak cabai yang dipasok keluar daerah dan luar pulau.
Hal ini sampikan oleh Kepala Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) Kabupaten Tuban, Farid Achmadi dimana Kabupaten Tuban sebenarnya adalah daerah produsen cabai, sehingga tidak mungkin daerah tersebut mengalami kelangkaan atau kekurangan pasokan.
Namun, tingginya permintaan keluar daerah dengan harga yang lebih tinggi dan menjanjikan rupanya membuat tengkulak maupun petani cabai lebih banyak menjual hasil cabainya keluar daerah.
“Logikanya tidak mungkin, kita ini daerah pemasok, bukan mendatangkan.  Cuman, situasinya saat ini, cabai yang ada di Tuban, banyak yang keluar jawa, sehingga pasar lokal banyak kekurangan cabai, makanya disitu harganya menjadi tinggi,” terang Farid, Kamis (3/4).
Lebih lanjut diterangkan kalau cabai asal Kabupaten Tuban banyak di kirim ke daerah luar Jawa,  terutama di Indonesia bagian timur. Selain itu juga dikirim ke Kalimantan dan  Sulawesi. Itu memang sudah menjadi mekanisme pasar, di satu sisi konsumen merasa di beratkan dengan mahalnya harga cabai, tapi di sisi lain petani cabai senang karena mereka bisa memperoleh keuntungan,” sambung Farid.
Meski pengiriman cabai keluar daerah membuat pasokan di pasar lokal mengami kelangkaan, Dinas Perekonomian tidak dapat menekan para petani maupun para tengkulak untuk tidak mengirim cabai keluar daerah.
“Kami tidak dapat melakukan hal itu. Apalagi, harga cabai itu bersifat fluktuatif, sekarang bisa harganya tinggi tapi besok bisa anjlok dilevel yang paling rendah.  Saat seperti ini, istilahnya mereka pecah celengan mas, harga cabai mahal mereka bisa untung,” imbuh Farid.
Seperti diberitakan, harga cabai rawit dipasaran masih berada di level Rp60.000 per kilogram.  Padahal harga komuditilain sejenisnya,  sudah berangsur turun seperti bawang merah dan bawang putih yang harganya berkisar antara Rp10.000 hingga Rp12.000 perkilogram.
Sementara itu, sejumlah pedagang cabai di Pasar Baru Tuban, Jalan Gajahmada mengaku resah dengan mahalnya harga cabai yang tidak kunjung turun. Sampai hari ini, terhitung sudah  satu bulan, harga cabai jenis rawit bertahan di level 60 ribu per kilogram. Akibat kondisi terebut pedagang cabai mengaku kesulitan menjual cabai karena minimnya pembeli. “Cabai rawit masih bertahan 60 ribu mas, padahal lainya sudah turun, sekarang harga cabai keriting malah tinggal 10 ribu, dari harga sebelumnuya antara 18 ribu sampai 20 ribu,” Kata Sutomo.
Pedagang asal Kelurahan Kutorejo, Tuban tersebut juga mengatakan, mahalnya harga cabai membuat pembeli cabai semakin sedikit,  jika harga cabai normal, dia mampu menjual cabainya sampai 50 kilo sehari, kini paling banyak hanya terjual 10 kilo gram saja perhari. “Pembelinya sekarang ngirit mas, jika biasanya beli setengah sampai satu kilo, sekarang paling belinya seperempat,” terang Sutomo.
Tidak berbeda dengan harga cabai keriting, harga cabai hijau juga sudah turun sejak tiga hari terahir pada level harga Rp10.000 sampai Rp13.000 dari harga sebelumnya Rp18.000. selain cabai, harga bumbu dapur lain seperti bawang putih dan bawang merah juga masih stabil, keduanya berada di harga Rp10.000 per Kg.
“Rata-rata normal mas kecuali cabai rawit itu tadi, sampai sekarang kok belum turun. Repot mas sebenarnya, karena arus penjualanya juga lamban kalau harganya mahal, paling murah itu tomat, sekarang aja tigaribu sekilo,” terang Ani pedagang lain di pasar Baru Tuban. [hud]

Tags: