Banyak Pekerjaan Rumah, Kinerja Machmud Buruk

DPRD Surabaya, Bhirawa
Masih kosongnya beberapa jabatan kelengkapan dewan di DPRD Surabaya dan jarangnya digelar rapat badan musyawarah (Banmus) dinilai Agus Sudarsono sebagai indicator bahwa naiknya M Mahmud sebagai ketua tidak membawa perubahan yang lebih baik jika dibanding sebelumnya.

Kinerja ketua DPRD Surabaya, Mochammad Macmud, kembali mendapat sorotan dari anggota dewan. Kali ini, giliran anggota Komisi C (pembangunan) Agus Sudarsono yang menyampaikan kritikan tersebut.

Ditemui di ruangannya, Agus Sudarsono secara tegas menyebut selama dipimpin Mochammad machmud, tidak ada perubahan yang signifikan di gedung dewan. Indikasinya, bisa dilihat dari jarang digelarnya rapat Badan Musyawarah (Banmus).

“Selama hampir dua minggu ini, pimpinan tidak pernah menggelar rapat Banmus,” ungkap Agus Sudarsono, Jum’at(14/2).

Sebagai forum rapat tertinggi di DPRD, akan lebih baik jika pimpinan dewan lebih sering dalam menggelar rapat badan musyawarah. Apalagi, sekarang banyak surat penting di dewan yang harus segera ditindaklanjuti. Misalnya, surat pemberhentian Whisnu Sakti Buana (WS) sebagai wakil ketua DPRD.

Selain surat pemberhetian WS, surat lainya yang perlu ditindaklanjuti dalam rapat banmus  adalah pergantian antar waktu (PAW) anggota fraksi Apkindo (gabungan) Camelia Habibah, dan pemilihan Ketua Badan Kehormatan (BK).

“Saya sarankan rapat banmus digelar lebih sering,” sarannya.

Makanya, dalam beberapa kesempatan ia mengaku kerap menyoroti Rapat Pimpinan (Rapim) yang justru digelar lebih intens. Padahal, dalam tataran legislatif rapat tersebut kurang begitu urgen.

“Katanya ketua DPRD (Machmud) ingin dewan menjadi lebih baik. Jika itu yang diinginkan, maka dia harus cepat bertindak,” kritiknya.

Dengan jumlah pimpinan yang tinggal tiga orang pasca terpilihnya WS sebagai Wakil Wali Kota, sebenarnya tidak ada alasan bagi ketua dewan untuk menunda rapat. Menurutnya, dengan jumlah yang lebih sedikit justru akan memudahkan dalam berkoordinasi.

“Segala surat yang berkaitan dengan dewan mestinya segera dirapatkan dalam forum Banmus. Kalau di banmus belum clear, kan bisa dilanjutkan dalam paripurna,” tandas legislator asal partai golkar ini.

Khusus untuk pemilihan ketua BK, Agus juga mengaku heran dengan masih kosongnya jabatan tersebut. Padahal, jabatan itu sudah kosong cukup lama setelah ketua sebelumnya, Agus Santoso di PAW oleh Partai Demokrat (PD). Ia percaya jika forum badan musyawarah difungsikan sebagaimana mestinya, kekosongan jabtan ketua BK tidak akan terjadi.

“Jangan dikira menjelang berakhirnya jabatan anggota dewan kita bisa seenaknya sendiri. Saya tidak mau seperti itu. Kita harus memberikan pengambdian yang terbaik bagi masyarakat,” tukas Agus Sudarsono.

Dikonformasi terpisah, Ketua DPRD Surabaya, Mochammad Machmud menilai pernataan yang disampaikan anggota dewan tidak berdasar. Menurutnya, untuk surat pemberhentian Whisnu sakti Buana posisinya sekarang sudah berada di gubernur jatim. Begitu juga surat PAW Camelia Habibah.

“Yang ngomong itu suruh masuk dulu, biar tahu informasi. Saya pastikan tidak ada masalah yang numpuk di sini,” bantah Machmud.

Begitu juga terkait pemilihan Ketua BK, Machmud mengaku beberapa saat lalu sudah beruasaha mengumpulkan seluruh anggota badan kehormatan. Sayangnya, pertemuan itu kemarin gagal digelar.

“Untuk BK saya sudah berinisitaif. Sekarang dibalik, pak Syaifudin Zuhri (wakil ketua BK) minta pemilihan ketua BK digelar kapan?,” tandas Machmud. [gat.hel]