Banyak Pemukiman Mewah jadi Penyebab Surabaya Barat Terpinggirkan

Anggota DPRD kota Surabaya Saifudin Zuhri

Anggota DPRD kota Surabaya Saifudin Zuhri

Surabaya, Bhirawa
Daerah Surabaya Barat masih banyak tertinggal dengan daerah lain di Surabaya. Bahkan didaerah tersebut banyak dibuat pemukiman mewah yang membuat terpinggirkan kampong-kampung sekitarnya.
Menurut salah satu warga lontar, Nafan Hadi mengungkapkan didaerahnya ada daerah yang tak tersentuh pembangunan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
”Jalan akses ke kampung saya malah belum diaspal sama sekali, bahkan kalau musim hujan kondisi jalan sangat berbahaya karena banjir dan banyak lubang,” jelasnya kemarin.
Melihat kondisi Surabaya Barat yang tergolong masih terpinggirkan diakui oleh Anggota DPRD kota Surabaya Saifudin Zuhri yang disebabkan oleh banyaknya kawasan pemukiman baru.
Anggota komisi C yang juga berasal dari Surabaya Barat ini mengatakan kondisi Surabaya Barat yang notabene masih dalam kategori terpinggirkan dikarenakan masih belum adanya zona yang dipetakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
”Belum adanya Zona yang terpetakan membuat kondisi wilayah Surabaya Barat yang minim penataan,” ujarnya saat ditemui di ruangan Komisi C DPRD Kota Surabaya, Kamis (10/08).
Cak Ipuk panggilan akrabnya menambahkan, selama ini pembangunan pemukiman mewah di wilayah Surabaya Barat yang selama ini berjalan dikhawatirkan  membuat warga asli bisa terpinggirkan.
”Pembangunan pemukiman mewah tidak boleh membuat warga terpinggirkan dan termarginalkan,” imbuhnya. Oleh karena itu, lanjutnya harus ada zona yang terpetakan, sehingga, tidak akan ada orang Surabaya yang terpinggirkan dan berpindah ke daerah lain.
”Warga Surabaya Barat akan terancam terpinggirkan karena tingginya  peningakatan masyarakat Surabaya Barat yang berasal dari luar daerah lain,” lanjutnya.
Ia beralasan karena karakteristik warga asli Surabaya Barat adalah masyarakat petani sehingga ketika lahan berubah alih fungsi maka mereka tidak bisa mengimbangi.
”Mereka itukan aslinya masyarakat petani ketika lahan mereka beralih fungsi maka mereka tidak bisa mengimbangi. Dan ini mengancam mereka menjadi terpinggirkan,” bebernya.
Oleh karena itu, lanjut Ipuk Pemkot Surabaya harus menyediakan sarana pendidikan yang mampu mencetak siswa yang memiliki inisiatif pengusaha , sehingga mereka bisa mampu menjadi tuan dan nyonya dirumahnya sendiri seperti kehendak dari Ibu Wali Kota Surabaya.
”Pemkot harus menyediakan sarana pendidikan yang mampu membentuk enterprener sehingga generasi selanjutnya bisa mampu bersaing seperti yang di inginkan ibu wali kota yakni menjadi tuan dan nyonya di rumah sendiri,” pungkasnya. [dre]

Tags: