Banyak Rumah Sakit Belum Akreditasi, Dinkes Siap Mediasi Akreditasi KARS 2012

dr Harsono

dr Harsono

Surabaya, Bhirawa
Belum banyaknya rumah sakit RS yang mengurus akreditasi Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) 2012 membuat Dinkes Jatim mengambil sikap. Dinkes Jatim memberikan mediasi bagi RS yang ingin mengurus akreditasi KARS 2012.
”Kita (Soetomo, red) telah lolos akreditasi KARS 2012 sehingga RS yang ingin mengurus bisa berkonsultasi ke Soetomo,” kata Kepala Dinkes Jatim Harsono.
Menurut Harsono yang juga Direktur RSUD dr Soetomo Surabaya mengaku, akreditasi RS dianggap penting sebagai upaya peningkatan pelayanan, sehingga Dinkes meminta kepada RS segera mengurus akreditasi baru yaitu sistem Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) 2012.
“Dari 370 RS pemerintah dan swasta, hanya 14 persen RS yang telah terakreditasi. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama, apalagi kita terus menghadapi pasar global di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” kata Harsono.
Ia mengatakan RS yang sudah memiliki akreditasi, masih menggunakan versi lama KARS 2012 yang masih berlaku, namun setelah tahun 2012 bermunculan RS baru, sehingga otomatis RS yang didirikan sesudah tahun 2012 belum mengikuti penilaian.
“Terdapat perbedaan mendasar antara akreditasi versi lama dan baru. Dalam sistem lama, KARS pusat hanya memeriksa dokumen yang diserahkan rumah sakit, sedangkan dalam model baru dokumen dan realisasi harus sesuai standar dan kondisi di lapangan,” tuturnya.
Menururtnya, KARS saat ini menggunakan sistem telusur, sehingga RS tidak bisa berbohong, apalagi suara pasien dilibatkan dalam unsur penilaian. Selain pelayanan kesehatan, hal lain seperti kebersihan ruangan dan kantin juga diperhatikan.
“Dokter juga dipastikan melakukan kunjungan kepada pasien setiap hari. Dokter juga harus menulis serta meneken rekam medis pasien, mereka juga didorong terus mengikuti seminar serta pendidikan yang bisa meningkatkan kompetensi,” katanya
Oleh karena itu, Dinkes dan Persi Jatim saat ini gencar mengadakan pelatihan bagi RS yang menjadi anggota sebagai upaya meningkatkan pelayanan dengan mengotimalkan SDM, agar mampu bersaing di dunia internasional.
Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Jatim, Dodo Anondo menuturkan pihaknya berperan aktif dalam program pemerintah dengan tujuan masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang memadai.  “Belum terakreditasinya RS juga menjadi tantangan tersendiri. Memang belum banyak rumah sakit yang melakukan akreditasi yang baru, namun sebenarnya rumah sakit yang ada tersebut sudah terakreditasi hanya saja menggunakan versi lama yang masih berlaku,” terangnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, sejak lama pihaknya telah lakukan safari manajemen secara rutin tiga bulan sekali di koordinator wilayah Jatim, serta pelatihan untuk rumah sakit agar tenaga kesehatannya bisa melayani dengan baik. [dna]

Tags: