Banyak Stigma Negatif pada Orang Sakit Jiwa

Pendampingan yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien gangguan jiwa.

Surabaya. Bhirawa
Saat ini banyak masyarakat yang menganggap orang yang sakit jiwa sama dengan orang gila. Orang sakit jiwa tidak identik dengan orang gila. Pernyataan ini disampaikan Dokter Sakit Jiwa RSJ Menur Surabaya  dr Hendro Riyanto SpKJ.
Dari dulu sampai sekarang masih ada masyarakat yang menganggap orang datang ke rumah sakit jiwa berarti sudah gila. padahal hal ini salah besar. Menurutnya, masyarakat belum memahami arti akan kesehatan jiwa itu sendiri.
Berdasarkan data dan fakta yang ada, gangguan kesehatan jiwa itu timbul karena banyak faktor dan bentuknya. Kecemasan, stres, afektif, hiperaktif, tekanan mental, penyalahgunaan napza, epobia, dimensia, serta yang terberat adalah orang gila.
Dari data juga menyebutkan bahwa kejiwaan berat atau orang gila itu hanya 0,9% dari pasien yang selama ini ada, artinya hanya sebagian kecil terhadap apa yang selama ini oleh masyarakat dianggap besar.
“Kita terkadang tidak menyadari, kecemasan, gelisah maupun stres merupakan penyakit jiwa ringan yang harus segera diatasi, karena mudah menyembuhkannya. Jika tidak, penyakit itu pasti akan menjadi berat yang sulit untuk disembuhkan,” harapnya, Senin(15/1).
Hendro menjelaskan, hal mendasar yang dapat dilihat pada jiwa manusia adalah perasaan, pikiran, dan perilaku. Ketiga unsur ini merupakan kunci bagaimana manusia melihat apakah dirinya itu sedang mengalami gangguan kejiwaan atau tidak. Jika manusia bisa mengontrol ketiga unsur itu, maka barulah manusia dikatakan mampu mencapai kesehatan jiwa dan kebahagiaan hidup atau Healthy Mind and Happy Life.
Menurutnya, saat ini yang perlu dipahami dandiperangi bersama adalah masih rendahnya pengertian masyarakat tentang gangguan jiwa. Masyarakat harus sadar, bahwa mental atau jiwa adalah bagian dari manusia.
Kualitas kesehatan mental merupakan tumpuan kualitas hidup. Kesehatan mental diperlukan untuk meningkatkan produktifitas, sehingga kesehatan mental perlu dibina, ditingkatkan dan dipertahankan terus sejak bayi hingga lanjut usia.
Hendro berpesan, jika seseorang ingin sehat jiwa dan hidup bahagia, waspadai gangguan-gangguan jiwa ringan yang sering muncul di tengah kehidupan kita.
”Tetap lakukan semua kegiatan dengan serius tapi menyenangkan. Jika terjadi gangguan ringan, segeralah berkonsultasi dengan RSJ Menur Surabaya untuk mendapatkan terapi dan solusi terbaik menyelesaiakn masalah,” tambahnya. [dna]

Tags: