Banyuwangi Ajukan Durian Merah sebagai Varietas Unggul Nasional

Warga menikmati durian merah yang dihasilkan dari Desa Kemiren Banyuwangi. Saat ini Pemkab setempat mengajukan permohonan varietas unggul nasional durian merah ke Kementerian Pertanian.

Warga menikmati durian merah yang dihasilkan dari Desa Kemiren Banyuwangi. Saat ini Pemkab setempat mengajukan permohonan varietas unggul nasional durian merah ke Kementerian Pertanian.

Banyuwangi, Bhirawa
Usaha Pemkab Banyuwangi menyodorkan permohonan pengajuan varietas unggul nasional buah durian merah, belum tentu disetujui oleh Kementerian Pertanian. Alasannya, buah durian merah juga diusulkan oleh salah satu kabupaten di Kalimantan Timur untuk mendapatkan varietas yang sama. Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi, mencatat hanya sembilan pohon durian merah yang dinyatakan layak konsumsi dari 25 pohon yang terdata di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Sisanya belum dianggap layak sebagai ciri khas durian merah.
“Mungkin pohonnya bukan indukan asli durian merah, itu hasil observasi kami selama dua tahun ini. Ada satu kabupaten lagi yang mengusulkan varietas durian merah. Jadi kami bersaing untuk mendapatkan status varietas unggul nasional durian merah itu asli mana. Yang jelas kami mengusulkan durian merah Banyuwangi menjadi varietas unggul nasional, ” kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan setempat, Saipulloh kepada Bhirawa, Rabu (3/9).
Dari sembilan pohon itu, ia memprediksi hanya tiga pohon yang bisa menyandang status pohon induk tunggal. Penilaian atas rekomendasi tim Direktorat Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian setelah diteliti lebih jauh dengan mengambil sampel daging buah.
Tim teknis, menurut dia, telah datang ke Desa Kemiren pada akhir Mei 2014. Namun gagal mengambil sampel karena musim buah durian merah telah berakhir. Meski gagal, Saipulloh mengklaim tim itu menyambut positif atas temuan varietas durian merah di Banyuwangi. “Mereka mengusulkan secepatnya calon pohon induk diamankan dan dipelihara sesuai kaidah teknis perbenihan serta disiapkan duplikasi calon pohon induk vegetatif (okulasi) yang entresnya diambil dari pohon induk tunggal,” kata dia.
Akhir tahun ini, tim teknis direncanakan kembali ke Banyuwangi seiring musim buah durian merah. Ia berharap, Kabupaten Banyuwangi bisa menggondol nama varietas unggul nasional durian merah itu.
Saipulloh telah mengusulkan dua nama untuk durian merah ini, yaitu Dubang dan Siwayut. Dari keterangan warga, pohon buah durian merah di Desa Kemiren ditaksir berumur 240 tahun. Lewat kegiatan kontes durian dalam rangka Hari Krida Pertanian, ditemukan keunikan durian merah karena berbeda secara fisik buah dengan durian umumnya. Karena itu, pihaknya segera mengambil langkah pelestarian pohon durian merah yang terkenal unik. Salah satunya merencanakan untuk membentuk kelompok tani pelestari durian merah, selain mengusulkan status varietas. Dinas juga membentuk tim observasi yang terdiri atas Balai Pengawasan Sertifikasi Benih dan Forum Pemerhati Hortikultura.
Selama dua tahun, tim menggelar observasi mencari calon varietas pohon induk tunggal. Tujuannnya mengetahui sifat-sifat unggulan suatu varietas tanaman buah durian merah pada lingkungan tempat tumbuhnya sekaligus bahan penyusunan deskripsi varietas durian merah. Kemudian, tim riset dari Kementerian Pertanian akan menguji kebenaran melalui pengamatan lapang kondisi riil dari calon pohon induk yang diusulkan dengan deskripsi yang telah disusun sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/7/2011 tentang Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura.
Meski unik dan aneh, secara pribadi ia menilai rasa buah durian merah belum mengalahkan durian lain. “Masih enak durian biasanya itu,” kata Saipulloh.
Di Banyuwangi, buah durian menjadi salah satu komoditas hortikultura unggulan. Tahun lalu, luasan panen durian mencapai 595 hektare, naik dibandingkan 2012 seluas 387,4 hektare. Produktivitasnya sebanyak 152,7 kwintal/ hektare, naik dibandingkan pada 2012 sebanyak 152 kwintal/hektare. Adapun produksinya pada 2013 tercetak 9.085,7 ton, naik dibandingkan pada 2012 sebesar 5.888 ton. [mb5]

Tags: