Banyuwangi Gelar Jazz Gunung Ijen

 Jazz Gunung Ijen

Foto: ilustrasi

Banyuwangi, Bhirawa
Keindahan kaki Gunung Ijen di paltuding Kabupaten Banyuwangi, kembali akan dieksplore meski terkesan mendadak. Sukses menghelat International Tour de Banyuwangi Ijen pada etape ketiga yang mengambil finish di paltuding, kali ini Pemkab Banyuwangi akan menyuguhkan even panggung musik bertajuk Jazz Ijen untuk Kemanusiaan. “Kami ingin menunjukkan sisi agraris dan pegunungan lewat musik Jazz Ijen sekaligus menggalang donasi untuk kemanusiaan,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada wartawan, Selasa (4/11).
Selain sisi kemanusiaan, even pada 8 November 2014 ini sebagai pemanasan sebelum perhelatan Banyuwangi Beach Jazz Festival yang rencananya digelar pada 6 Desember 2014 di Pantai Boom. Jazz Ijen menyuguhkan kolaborasi aransemen jazz konvensional dengan musik etnik lokal. Bupati Anas memastikan bahwa even ini gratis. Gantinya, wisatawan dan penonton yang hadir diwajibkan mendonasikan dana ke Palang Merah Indonesia (PMI) dalam bentuk kupon donasi senilai Rp 5.000 per lembar.
Strategi penggalangan donasi dengan mewajibkan setiap kepala SKPD membeli minimal 50 kupon. Sementara bagi 500 penonton VIP dipaksa membeli sedikitnya 100 kupon. Belum lagi retribusi dari parkir. Anas tidak menargetkan berapa rupiah donasi yang akan dihimpun. “Pelajar dan masyarakat umum yang tidak punya uang banyak bisa beli satu kupon saja,” ia menambahkan.
Pengelolaan hasil donasi diserahkan langsung ke PMI. Dana itu akan digunakan untuk pengobatan medis bagi penduduk di sekitar kaki Gunung Ijen, seperti pemeriksaan mata, operasi ringan, hingga masalah kesehatan lainnya. Para warga yang menjadi penambang belerang dan pemandu wisata di Gunung Ijen tak luput mendapat bantuan. “Termasuk warga yang terdampak kebakaran hutan Gunung Ijen,” ujarnya.
PMI dipilih karena ia tidak ingin membentuk lembaga baru yang kerap memicu syak wasangka. PMI dinilai sudah berpengalaman mengorganisir kegiatan amal. Konsep menikmati musik seraya beramal, kata Anas, memacu kesadaran publik untuk meningkatkan solidaritas sosial. Selain itu, ia berharap evenĀ  ini bisa semakin memopulerkan Gunung Ijen sebagai destinasi wisata unggulan di Banyuwangi.
Gunung Ijen mempunyai kawah yang memancarkan api biru (blue fire) di malam hari.
Gelaran Jazz Ijen ini sekaligus momentum untuk mewadahi musisi-musisi lokal unjuk gigi dengan mengolaborasikan musik using dengan jazz. “Saya ingin ada Jazz Using,” kata Anas.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Yanuar Bramuda mengatakan Jazz Ijen Banyuwangi bakal menghadirkan sejumlah musisi lawas terkemuka, seperti Fariz RM, Deddy Dhukun, dan Imaniar. Melibatkan pula bintang penyanyi lokal Banyuwangi, Suliyana.
Rencananya acara dimulai siang hari sekitar pukul 13.00 sampai menjelang matahari terbenam. Di sela-sela mendongak ke atas panggung, wisatawan bisa menikmati seduhan kopi atau cokelat khas Banyuwangi yang disediakan panitia. “Kami juga memamerkan produk industri kreatif Banyuwangi yang dijajakan oleh UMKM,” kata dia. [nan]

Rate this article!
Tags: