Banyuwangi Raih Compassionate City Pertama di Indonesia

5-legend-of-banyuwangiBanyuwangi, Bhirawa
Kabupaten Banyuwangi mendapatkan status Compassionate City pertama di Indonesia. Piagam dari jaringan Charter for Compassion International ini akan diteken pada Selasa, (5/8) hari ini di sela-sela agenda halal bihalal 10.000 guru se-Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan status Compassionate City bisa mendatangkan keuntungan bagi kabupaten berjuluk Sunrise of Java itu. Misalnya  Banyuwangi dianggap aman dan nyaman begitu menyandang Compassionate City. “Turis-turis tidak perlu khawatir lagi ketika akan datang ke Banyuwangi,” kata Anas disela-sela paparan anggota Compassionate of Charter International di ruang kerja bupati, Senin (4/8).
Anas yakin, status baru ini mampu mendongkrak kinerja birokrasi di Banyuwangi. Pihaknya juga semakin fokus menggarap sektor pariwisata dan budaya sebagai unggulan daerah untuk menggerakkan roda pembangunan ekonomi. Imbasnya, Anas berharap ada pemerataan kesejahteraan ekonomi di tingkat akar rumput. Bagi dia, semangat Compassionate sangat dibutuhkan di tengah laju pembangunan ekonomi.
Dalam istilah Indonesia, Compassionate City berarti kota atau wilayah administrasi yang mengimplementasikan welas asih. Welas asih menyangkut keamanan dan kenyamanan hidup, baik secara ekonomi, psikologis dan sepiritual. Selain Banyuwangi, di Indonesia ada empat kota lain yang masih tahap proses pengajuan status Compassionate City, yakni Jakarta, Bandung, Sukabumi dan Makassar.  “Banyuwangi yang pertama menyandang status itu,” ujar Haidar Bagir, Board of Member Compassionate Internasional.
Menurut Haidar, kota dengan status welas asih dinilai lebih positif karena ada sinergi pembangunan antara pemerintah dan masyarakat demi rasa aman dan nyaman. Di dunia tercatat 40 kota telah menyandang status ini. Sementara 231 kota lainnya masih proses seleksi mendapatkan Compassionate City. Kota Belfast di Irlandia Utara adalah satu contoh kota rawan konflik yang kini telah berstatus Compassionate City. Ia mengklaim, sosialisasi program pembanguna di Belfast semakin mudah diterima masyarakat.
Kabupaten Banyuwangi, kata Haidar, layak disematkan status ini lantaran menyimpan potensi positif, seperti budaya, pariwisata, dan nilai-nilai sepiritualnya. Ia yakin, Banyuwangi akan menjelma menjadi daerah yang layak huni dan berkualitas. Dengan status Compassionate City, Banyuwangi bisa berkolaborasi dengan 40 kota lain di dunia untuk tukar pandangan ihwal pembangunan di satu daerah menuju kualitas hidup lebih baik. “Setiap bulan ada pertemuan yang membahas berbagai program. Banyuwangi bisa terhubung dengan kota-kota lain yang telah menyandang Compassionate ini,” kata dia. [mb5]

Tags: