Banyuwangi Siapkan 100 Hektare untuk Pengembangan Kampus Unair

unairBanyuwangi, Bhirawa
Pemkab Banyuwangi segera menindaklanjuti perjanjian kerjasama dengan Unair yang berencana membuka jurusan kedokteran hewan pada tahun ajaran baru 2014/2015 yang akan dibuka pertengahan tahun ini di kabupaten tersebut.  Tak tanggung-tanggung, 100 hektare lahan telah disiapkan guna mendukung pembangunan gedung kuliah, kantor dan juga rumah dinas dosen.
“Untuk lokasinya di mana, nanti dulu. Nanti makelar tanahnya kerja duluan sehingga lahan menjadi mahal saat pembebasan. Sementara mahasiswa baru untuk tahun ajaran baru 2014/2015 akan belajar di ruang kelas SMAN 1 Giri,” jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (25/2).
Menurut Bupati Anas, dari pertemuan dengan pihak Rektor Unair beberapa waktu yang lalu, dipastikan kampus ini akan membuka jurusan Kedokteran Hewan karena Banyuwangi dianggap memiliki potensi di bidang peternakan dan perikanan.
“Nanti akan ada laboratorium yang kualitasnya sama dengan yang di Surabaya. Perkuliahan angkatan pertama ini 50 mahasiswa. Dan saya tegaskan ini bukan kelas jauh, tapi perkuliahan reguler,” katanya.
Rencananya secara bertahap, Pemkab Banyuwangi  juga akan mengusulkan beberapa jurusan seperti pariwisata, akutansi, manajemen serta ilmu budaya. Namun pembukaan masih menunggu kajian dari Unair untuk menentukan fakultas apa saja yang disetujui.  “Prinsipnya pembukaan jurusan nantinya disesuaikan dengan potensi Banyuwangi,” jelasnya.
Dia optimistis pembukaan kampus Unair di Banyuwangi akan meningkatkan minat generasi muda untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sebab, dari 17 ribu siswa sekolah menengah atas yang lulus tiap tahun, hanya 2.500 siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang strata satu. Tiga puluh persen dari 2.500 siswa itu ditampung di perguruan tinggi lokal di Banyuwangi. Sisanya memilih kuliah di Surabaya, Malang, dan Jogjakarta.
Kepala SMA Negeri 1 Giri, Mujiono mengatakan gedung yang dipinjam terdiri atas delapan ruangan. Gedung dua lantai ini dibangun pada 2011 dengan anggaran Rp 5 miliar dari APBD Banyuwangi.
Gedung tersebut saat ini dimanfaatkan untuk laboratorium bahasa Inggris, laboratorium komputer, dan ruang pertemuan. “Pemanfaatan gedung ini sebagai kampus tidak akan mengganggu kegiatan sekolah,” katanya.
Sementara itu Ketua Persatuan Pendidikan Nasional Banyuwangi Warijan berharap pemerintah mempertimbangkan sisi keadilan geografis dan kebutuhan masyarakat. “Sehingga memang perlu ada kajian khusus rencana pendirian kampus Unair di Banyuwangi termasuk melakukan penataan perguruan tinggi di Banyuwangi,” katanya.
Menurut Warijan kajian yang harus dilakukan salah satunya mengkaji aturan dan izin pendirian kampus Unair di Banyuwangi. “Karena Permendiknas No 20 tahun 2011 mengatur jika universitas negeri yang akan mendirikan program  di suatu daerah, program studi yang diajarkan tidak boleh sama dengan program studi yang sudah ada di universitas swasta di wilayah setempat. Belum lagi nanti munculnya kelas jarak jauh yang memang tidak diperbolehkan,” jelasnya.
Warijan berharap sebelum izin dari pusat turun, Pemkab Banyuwangi harus mengkaji ulang status hukum dan memberikan penjelasan kepada masyarakat. [tam]

Tags: