Baperwil V Jember Dijadikan Daerah Penghasil Kedelai

Plt. Dinas Pertanian Pemprov Jatim Hadi Suliatyo (kiri), Kepala Baperwil V Jember Cahyo Widodo (tengah) dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember Sigit Sioardjono saat koordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian sewilker Baperwil V Jember, Kamis (20/7)

Kab.Jember, Bhirawa
Wilayah Badan Perwakilan Wilayah (Baperwil)  V Pemprov Jawa Timur di Jember diproyeksikan menjadi sentra penghasil bibit benih kedelai varietas unggul. Dalam program ini, Fakultas Pertanian Universitas Jember ditunjuk sebagai lembaga pendamping untuk mensukseskan program ‘Banjir benih tanaman pangan 2018’.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember Sigit Supardjono mengaku kepercayaan ini diberikab okeh pemerintah bersama dua lembaga pendidikan lainnya yakni Universitas Brawijaya (untuk tanaman holtikultura) dan Universitas Trunojoyo Madura yang dipercaya untuk menangani bibit benih jagung.
“Perintah ini tidak bisa ditolak karena dari Badan Litbang Pertanian Nasional kepada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Jawa Timur. Dan kebetulan Fakultas kami sering melakukan research soal kedelai,” ujar Singit usai rapat Koordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian se wilayah Baperwil V di Jember, Kamis (20/7).
Menurut Sigit, program pemerintah 2018 nanti menjadi program pangan nasional. Artinya masing-masing daerah harus memiliki keubggukan tersendiri dibidang pangan. “Ini menjadi tanggung jawab OPD masing-maaibg dari se Baperwil V, sedang perguruan tinggi melakukan pendampingan dari segi teknologi inovasinya. Mulai dari pembudidayaannya, hingga pemasarannya jika perlu,” tandas pria berperawakan subur ini kemarin kepada Bhirawa.
BPTP Jatim sendiri ujar Sigit meminta untuk segera melakukan seleksi varietas unggul untuk tanaman krdelai. “Kami sudah memiliki banyak varietas yang nantinya akan ditanam di beberapa kabupaten se wilayah Baperqil V Jember, utamanya di Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo dan Lumajang. Sedang Probolinggo, untuk tanaman kedelai kami belum banyak menyentuhnya,” katanya.
Sigit mengaku akan segera mengumpulkan kelompok, penangkar benih, Dinas Pertanian dan Perguruan Tinggi untuk berkomitmen bersama untuk menghasilkan benih untuk kebutuhan naaional. Ini untuk menekan inport bibit kedelai dari luar.
Pihaknya juga melakukan kajian untuk menentukan jenis varietas yang cocok untuk masing-masing daerah. Karena masing-maaing daerah tidak sama kuktur tanahnya. varietas bibit wilis cocok untuk ditanam di Jember, tapi belum tentu cocok di tanam di kabupaten Banyuwangi. “Sehingga nanti tidak ada lagi budaya ikut-ikutan, karena Jember sukses dengan benih wilis, Banyuwangi ikut-ikutan tanah bibit wilis padahal  tidak cocok untuk tekstur tanah disana,” tandansya.
“Semua biaya ditanggung oleh pemerintah mulai dari pembenihan bibit, pemupukan, hingga panen. Kami sudah menghubungi kelompok tani di masing-masing daerah, dan mereka sanggup menghasilkan 100 ton sekali musim masing-masing daerah. Dengan begitu, mulai 2018 tidak ada lagi kata petani sulit mendapatkan bibit dengab kualitas terbaik,” ungkapnya pula. Sigit juga mebgungkapkan untuk program ini, pihaknya sudah menyiapkan lahan seluas 100 hektar lebih.
Kepala Baperwil V Jember Cahyo Widodo saat mendampingiPlt. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo mengaku siap untuk mensukseskan program tersebut. Cahyo berharap, daerah yang menjadi wilayah kerjanya menjadi sentra penghasil salah satu tanaman pangan yakni kedelai. “Kami akan melakukan koordinasi dengan Fakuktas Pertanian yang ditunjuk sebagai lembaga pendamping,” ujarnya singkat. [efi]

Tags: