Bappeko Mojokerto Ajak Sharing Pelaku Budaya

Undang Suko Widodo Bedah Masterplan Kebudayaan
Kota Mojokerto, Bhirawa
Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Mojokerto mengundang seluruh budayawan dan pelaku seni Kota Mojokerto. Helatan ini untuk diskusi dan sharing hingga membedah masterplan kebudayaan Kota Mojokerto.
Sharing ide ini dikemas dalam dialog interaktif bertema evaluasi masterplan kebudayaan Kota Mojokerto 2016 – 2020. Ditampilkan narasumber diantaranya sejumlah pakar budaya, Ridho Saiful Ashadi dan Wibisono dan pakar komunikasi publik dari Unair, Suko Widodo, serta sejarawan Ayuhanafiq, sekaligus menjadi moderator.
Agung Moeljono, Kepala Bappeko Mojokerto mengatakan, Dialog Interakif dan diskusi ini Dalam Rangka Evaluasi Masterplan Kebudayaan. Dengan moment itu diharapkan bisa mendorong peningkatan pembangunan berkebudayaan di Kota Mojokerto. Sekaligus singkronisasi program yang selama ini masih belum berjalan secara maksimal.
“Kami ingin masterplan ini diketahui para pelaku budaya dan masyarakat. Agar Arah kebijakan pembangunan kebudayaan di Kota Mojokerto lebih terarah dan berdampak positif bagi kemajuan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Agung Moeljono.
Agung juga menambahkan, Masterplan Kebudayaan dibuat pada 2015, masa sebelum ada UU Nomor 5 tahun 2017, tentang pemajuan kebudayaan. Ini sekaligus sebagai dokumen yang menjadi panduan SKPD terkait Tupoksi Kebudayaan.
“Dokumen dan panduannya sudah ada. Namun perlu strategi dan diadaptasikan dengan Visi dan Misi Wali Kota Mojokerto yang baru serta RPJMD terbaru,” tambahnya.
Sementara Ayuhannafiq, sejarawan Mojokerto yang memandu dialog interaktif menyampaikan bahwa, Masterplan Kebudayaan Kota Mojokerto yang dibuat di era Wali Kota Mas’ud Yunus ini perlu disingkronkan dengan visi dan misi Wali Kota Mojokerto yang sekarang, yakni IPA Puspitasari.
“Dialog ini untuk mengevaluasi dan mengsingkronkan dengan visi misi wali kota dan RPJMD. Kita bahas bersama para pakar, termasuk anggota Dewan Riser Daerah (DRD) yang juga bertugas untuk memberi masukan Arab kebijakan Wali Kota,” katanya.
Pakar komunikasi publik dari Unair, Suko Widodo berharap agar masterplan yang dievaluasi ini akan mengahasilkan strategi pencapaian yang implementatif. ”Kebudayaan Daerah ini harus mampu memberi karakter, identitas dan jatidiri Kepada Masyarakat Kota Mojokerto,” ujarnya.
Sementara tujuan dialog interaktif ini diharapkan mampu mewujudkan Ketahanan Sosial Budaya Dalam Kerangka Integrasi Nasional, Pada Tatanan Masyarakat Yang Bermartabat, Berakhlak Mulia, Beretika, Dan Berbudaya Luhur Berlandaskan Pancasila. Sesuai dengan aspek kemajuan dalam UU Nomor 5 tahun 2017. [kar]

Tags: