Bappeko Susun Master Plan Pembangunan Kebudayaan

Dr Djuli Djati Msi Guru besar Unesa Surabaya  saat menjadi narasumber di Bappeko Mojokerto. (kariyadi/bhirawa).

Dr Djuli Djati Msi Guru besar Unesa Surabaya saat menjadi narasumber di Bappeko Mojokerto. (kariyadi/bhirawa).

Kota Mojokerto, Bhirawa
Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Mojokerto tengah menyusun master plan pembangunan bidang kebudayaan. Penyusunan konsep itu, diawali dengan seminar sehari dengan tema penyusunan master plan kebudayaan Kota Mojokerto 2016-2020,
Guru besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa), DR Djuli Djati MSi, menjadi narasumber dalam seminar yang menghadirkan SKPD Pemkot Mojokerto itu..
‘Master plan kebudayaan ini sangat penting, karena pembangunan itu memang harus seiring dengan pengembangan kebudayaan. Kalau tidak maka pembangunan tidak bisa menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat,” lontar DR Djuli Djati MSi.
Menurutnya,  kebudayaan juga bisa menjadi ikon yang menandai keunggulan sebuah daerah. Lebih dari itu, kebudayaan juga punya potensi untuk bisa menggerakkan kemajuan daerah.
”Secara alami,  Mojokerto sudah memiliki  ikon budaya yang sangat besar yakni Majapahit. Rugi kalau tidak bisa memanfaatkan secara maksimal,” tambahnya.besar,
Agar bisa mengeksplorasi kebudayaan Majapahit tersebut secara maksimal, menurut Djuli, harus ada kerjasama antara Kabupaten dan Kota Mojokerto. ”Dua daerah ini bisa saling mendukung,” ucapnya.
Putut, salah satu budayawan yang menyampaikan dua strategi pemanfaatan kebudayaan tersebut. Pertama yakni seperti di Lampung yang menandai tiap gang dengan mahkota khasnya. Atau seperti Jember yang mengembangkan JFC (Jember Fashion Carnifal) hingga bisa dikenal sampai internasional.
Kepala Bappeko Mojokerto, Harlistyati,  menuturkan bahwa pihaknya ingin menjadikan kebudayaan sebagai salah satu potensi keunggulan dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang diberlakukan akhir 2015 ini.
”Sudah ada sejumlah aksi yang kita siapkan sebagai upaya menjadikan kebudayaan sebagai strategi pembangunan,” jelasnya.
Diantaranya dengan rencana pendirian GMSC (Graha Mojokerto Servis City). ”Disitu nanti kita bangun pusat oleh-oleh khas Mojokerto dan majapahit. Disitu juga ada pementasan budaya-budaya khas Mojokerto,” urainya. Pihaknya juga sudah meminta agar pengusaha yang akan membangun hotel mengakomodir nuansa Majapahit.
Sehingga nantinya, pengunjung bisa satu paket. Yakni menikmati situs peninggalan Majapahit di Kabupaten Mojokerto. Serta belanja, menginap dan menikmati suguhan di Kota Mojokerto. [kar]

Tags: