Bappeko Terus Mantapkan dan Matangkan Konsep Desa Wisata Air Mojotirta

Kepala Bappeko Kota Mojokerto Agung Muljono. [Kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa.
Rencana Pemerintah Kota Mojokerto untuk menggelar Mojotirta Festival 2019 memang harus ditunda sementara mengingat wabah virus Corona yang sedang terjadi saat ini. Namun hal tersebut justru digunakan Bappeko untuk semakin memantapkan dan mematangkan konsep Desa Wisata Air Mojotirta yang sejatinya akan digelar di Jembatan Rejoto, jembatan penghubung antara Kelurahan Blooto dan Kelurahan Pulorejo di Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto.
“Insya Allah, di masa ini kita akan terus memantapkan konsep dan menggali lagi sehingga secara bertahap pakem Majapahit bisa terwujud sesuai dengan tujuannya yakni mengembalikan kejayaan Majapahit di Kota Mojokerto. Kegiatan ini juga diharapkan bisa berdampak ke masyarakat yakni menumbuhan ekonomi dan kesejahteraan,” kata Kepala Bappeko Kota Mojokerto Agung Muljono.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari atau yang akrab disapa Ning Ita mengatakan, Mojotirta Festival 2019 tersebut merupakan event pertama di Kota Mojokerto khususnya di wilayah barat. “Meski harus ditunda sementara karena wabah Corona, tapi saya percayakan kepada Bappeko untuk memanfaatkan waktu ini agar nanti saat acara digelar sudah sangat mantap,” tutur Ning Ita.
Kota Mojokerto sepanjang tahun memang berlimpah dengan air dan tidak pernah kekurangan air. Kegiatan tersebut juga sekaligus sebagai event sebagai penanda uri-uri budaya Majapahit. Khususnya Penerus bangsa, Wali Kota berharap tidak lupa dengan sejarah.
“Kita pernah menjadi bagian kerajaan besar lebih dari nusantara. Mojokerto adalah ibukota Kerajaan Majapahit abad 13 yang lalu. Dengan Spirit of Majapahit, kami mengajak seluruh masyarakat dan OPD bersinergi, bergandeng tangan agar Kota Mojokerto menjadi kota yang luar biasa maju dan bisa disandingkan dengan Kota Surabaya,” ujarnya.
Kota Mojokerto memiliki aliran sungai yang banyak, tidak hanya Sungai Brantas, namun Sungai Kotok yang menjadi lokasi Festival Mojotirto 2019. Ditambah Kali Brangkal dan Kali Sadar, sehingga potensi tersebut kedepannya Pemkot Mojokerto menjadi destinasi wisata dengan konsep besar.
“Kita memiliki sumber daya air yang melimpah, kemudian sumber daya manusia akan kita gerakan bersama-sama, bersinergi dengan seluruh masyarakat. Bukti hari ini, acara yang idenya dalam waktu singkat dan tanpa APBD, namun dengan keguyupan masyarakat bisa terwujud,” tambah Agung Muljono.
Meski pertama, namun Wali Kota mengapresiasi Mojotirta Festival 2019, karena masyarakat tidak ada yang menolak event tersebut, namun justru mewujudkan Mojotirto Festival bisa digelar. Menurutnya, hal tersebut menunjukan warga yang guyup rukun dan patuh diacungi jempol.
Mojotirto Festival 2019 seharusnya akan digelar selama dua hari, mulai Jumat (22/3) sampai Sabtu (23/3). Namun sampai dengan hari ini kegiatan tersebut masih ditunda sampai dengan waktu yang belum ditentukan.[kar]

Tags: