Bata-bata Kuno Berserakan, Bahkan Ada yang Dijadikan Pondasi Rumah Warga

Bata kuno dan batu andesit diduga bekas reruntuhan candi di Dusun Bakalan, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.

Mengunjungi Peninggalan Arkeologis di Jombang
Kab Jombang, Bhirawa
Di dua lokasi berbeda di Kabupaten Jombang yakni di Dusun Bakalan, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, dan Goa Made yang terletak di Dusun Kedungwatu, Desa Made, Kecamatan Ngusikan terdapat peninggalan arkeologis. Seperti apa bentuknya ?.
Di Dusun Bakalan, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, terdapat terdapat peninggalan arkeologis yang diduga merupakan reruntuhan candi. Benda-benda yang terlihat di area itu yakni, bata-bata kuno dan batu andesit yang memiliki sudut-sudut tertentu. Mirisnya, sebagian benda-benda ini malah dijadikan pondasi rumah warga setempat. Sebagian lagi berserakan di halaman hingga kebun warga setempat bernama Turi. Diperkirakan, di kebun milik Turi ini, masih banyak benda-benda kuno lainnya yang masih terpendam di dalam tanah dan belum tergali.
Jarak antara Dusun Bakalan, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro dengan lokasi penemuan Situs Petirtaan Kuno Sumberbeji di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro hanya sekitar 2 Kilometer saja. Posisi Dusun Bakalan, Desa Pulorejo berada di sebelah selatan Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
Situs Sumberbeji sendiri merupakan peninggalan arkeologis yang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Kahuripan dan digunakan secara terus menerus hingga masa Kerajaan Majapapahit. Hal ini merujuk adanya temuan-temuan keramik China dari berbagai masa di sekitar Situs Sumberbeji, serta benda-benda kuno lainnya.
Bata-bata kuno yang berada di lokasi dugaan reruntuhan candi di Dusun Bakalan, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang mayoritas berukuran besar dengan ukuran panjang sekitar 40 Sentimeter, tebal 8 Sentimeter dan lebar 22 Sentimeter. Sementara, ukuran bata kuno di Goa Made berukuran panjang sekitar 48 Sentimeter, tebal 8 Sentimeter, dan lebar 22 Sentimeter.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim), Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, peninggalan arkeologis berupa bata-bata kuno di Dusun Bakalan, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang itu diperkirakan berasal dari era kerajaan di Kediri.
“Karena kalau dari (era) Singosari, biasanya berukuran panjang 38 Sentimeter, lebar 23 Sentimeter, dan tebalnya 8 sampai 9 Sentimeter. Seperti yang ada di Situs Sekaran,” terang Wicaksono beberapa waktu yang lalu.
Sementara untuk Goa Made, Wicaksono menerangkan bahwa, peninggalan arkeologis tersebut merupakan temuan lama. Pihaknya pernah mendata Goa Made pada 1986 yang lalu, dan pada 2007, BPBC Jatim juga pernah melakukan ekskavasi di situs tersebut. Goa Made masuk di wilayah hutan milik Perhutani. “Bekerja sama dengan peneliti dari Italia, terkait dengan temuan Topeng Perunggu Made yang saat itu diyakini di temukan di Goa Made,” terang Wicaksono.
Dari hasil ekskavasi itu lanjut Wicaksono, Goa Made memiliki panjang sekitar 20 Meter tersusun dari bata-bata yang cukup besar yang diduga berasal dari era sebelum Majapahit. Goa Made ini diperkirakan berasal dari era Raja Airlangga.
“Itu berbentuk seperti terowongan, saluran air di bawah tanah, setiap interval 6 meter, itu ada susunan bata yang mengarah ke atas, seperti lubang udara,” lanjut Wicaksono.
Meski begitu kata dia, saat itu proses ekskavasi masih belum bisa menuntaskan ujung masing-masing terowongan di Goa Made yang mengarah utara-selatan tersebut.
Juru Pelihara (Jupel) Goa Made atau Situs Kudu, Fefi Irawati menjelaskan, situs itu ditemukan warga setempat pada tahun 1986. Warga setempat kata Fefi, selain bertani, berladang, dan beternak, mereka juga mempunyai pekerjaan sampingan yakni, mendulang emas. “Pada tahun 1986 itu sempat ramai, akhirnya ditutup oleh Perhutani,” kata Fefi.
Terkait peninggalan arkeologis di Dusun Bakalan, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, saat melihat ke lokasi beberapa waktu lalu, Koordinator Jupel Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, David Widodo mengungkapkan, peninggalan arkeologis yang ditemukan di lokasi tersebut yakni, batu bata kuno dan batu andesit. “Seperti batu candi. Dugaan sementara seperti candi, mungkin candi kombinasi antara batu bata kuno dan batu andesit,” ucap David.
Berdasarkan ukuran batu bata yang ada, David memperkirakan peninggalan arkeologis yang diduga merupakan bekas reruntuhan sebuah candi itu berasal dari era sebelum Majapahit.
Dia menandaskan, pihaknya akan melakukan koordinasi di internal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang dan BPCB Jatim untuk menindaklanjuti adanya temuan tersebut. “Biar dikaji lebih dalam lagi,” singkat dia. [Arif Yulianto]

Tags: