Batal Masuk Unesa karena Buta Warna

3-Foto Unesa_tamUnesa, Bhirawa
Kesempatan menempuh kuliah di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) batal diperoleh Ari Wahyuning Andriyani. Meski sebelumnya sempat dinyatakan diterima di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F MIPA) Jurusan Fisika, calon mahasiswi berjilbab ini akhirnya ditolak, dinyatakan tidak diterima.
Buta warna parsial yang disandang Ari menjadi alasan kuat Unesa menganulir statusnya sebagai calon mahasiswa. Jelas saja kebijakan ini membuat kecewa gadis yang tinggal di Margomulyo III/19, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Bagaimana tidak? Selain sudah terlanjur transfer Uang Kuliah Tunggal (UKT) selama satu semester sebesar Rp5,4 juta, dia juga sudah membayar sewa kamar kos di Ketintang untuk setahun ke depan.
Ditemani ibunya, Ari berusaha memperjuangkan nasibnya dengan mendatangi gedung rektorat Unesa. Keduanya bahkan sempat menemui Rektor Unesa yang baru dijabat Prof Warsono, Kamis (28/8). Ditemui di Unesa, alumni SMAN 3 Mojokerto ini kemarin menjelaskan runtut kronologis penolakan dirinya oleh kampus.
“Saya diterima melalui jalur SPMB2, jalur mandiri. Tanggal 20 Agustus 2014 saya dinyatakan diterima lewat pengumuman online,” tutur Ari seraya menunjukan bukti cetak penerimaannya.
Saat tes kesehatan, 26 Agustus 2014 di gedung Gema, secara sepihak oleh kampus Ari dinyatakan gugur karena buta warna. “Saya kira tes kesehatan itu pemeriksaan fisik, gigi, jantung dan lainnya. Ini kok tes mata. Ibu saya sudah mengatakan bahwa saya buta warna parsial dan bukan total,” imbuhnya.
Seketika itu Ari sempat komplain ke petugas bagian daftar ulang di gedung Serba Guna. Namun tidak mendapatkan jawaban memuaskan, dan sebatas saran menemui pihak BAAK. Sayang jalan yang ia tempuh untuk menemui BAAK, Rabu lalu tidak memberikan jawaban pasti. Tak puas, keduanya akhirnya memilih untuk mendatangi rektor.
Keduanya sempat pula menemui pimpinan F MIPA dan mendapat jawaban bahwa buta warna parsial atau total tidak bisa diterima. “Saya menyesalkan kenapa saat interview tetap dinyatakan diterima. Saya sudah katakan bahwa anak saya buta warna parsial. Tapi tetap dites dan lolos dengan nilai tes 87,5,” beber Sugihati.
Ari dan ibunya mengaku bingung atas ketidaksamaan persyaratan pada pendaftaran online dan website). Pada pendaftaran online tidak menyoal buta warna parsial, namun pada website tidak memperbolehkan calon mahasiswa buta warna masuk F MIPA.
Sementara itu, setelah sempat menghadap rektor, Ari disarankan pindah fakultas dan jurusan. “Saya ingin ke matematika tapi kuota penuh,” keluh Ari.
Sementara itu, Kepala Humas Unesa Suyatno mengatakan bahwa pihaknya tidak mempersulit mahasiswa. Kejadian yang dialami Ari akan diakomodir dengan menyarankan pindah fakultas atau prodi.
“Kalau soal kuota yang katanya penuh, tidak bersifat kaku. Tetap diterima di Unesa, artinya tidak lantas penerimaannya digugurkan,” kata Suyatno. [tam]

Keterangan Foto : Ari Wahyuning bersama ibu kandungnya menunjukkan bukti pembayaran UKT yang sudah ditransfer ke rekening Unesa. [ adit hananta utama/bhirawa]

Rate this article!
Tags: