Batik Hiasi Pawai Budaya Pesona Pamekasan

Bupati Pamekasan, Drs Achmad Syafii, bersama Kepala Bakorwil IV Madura, Dr. Asyhar, MM, didampingi Forpinda, menabuh Rebana (Terbang, Red) tanda dimulai pesona Se-Malam Di Madura. (Foto Bawa) Tari Blenja'an (Pejual Sayur) dari Pamekasan, semalam, Sabtu (31/10) ditampilan.

Bupati Pamekasan, Drs Achmad Syafii, bersama Kepala Bakorwil IV Madura, Dr. Asyhar, MM, didampingi Forpinda, menabuh Rebana (Terbang, Red) tanda dimulai pesona Se-Malam Di Madura. (Foto Bawa) Tari Blenja’an (Pejual Sayur) dari Pamekasan, semalam, Sabtu (31/10) ditampilan.

Pamekasan, Bhirawa
Suguhan seni budaya di Hari Jadi ke-485 Kabupaten Pamekasan, mendapat sambutn meriah. Pawai Budaya bertema ‘Masa Ke-emasan Keraton Mandilaras’ dan semalam di Madura, bertema ‘Art And Culture as Unifier’ mampu memukau penontonnya.
Pawai budaya, berlangsung Sabtu, (31/10) pagi, pemberakatan ditandai pelepasan balon udara oleh Bupati Pamekasan, Achmad Syafii, disaksikan Forpimda dan Kepala Dinas terkait, start dari Jl. Slamet Riyadi menuju depan kantor Pemkab di jalan Kabupaten.
Tema yang dibawakan para pelajar SMP/sederajat sekilas cerita jaman kejayaan Pangeran Ronggosukowati sebagai raja Islam pertama di Pamekasan, bersama Permaisuri dan keluarga dengan wibawa mengenakan pakaian kebesaran menaiki kereta ditarik dua ekor kuda putih.
Tonggak berdirinya Pamekasan di keraton Mandilaras, terlihat barisan punggawa dan adidalem keranton berpakaian khas berbalut kain motif  batik. Sarat Pamekasan, membangun kemandirian ekonomi berbasis sumber daya lokal menyongsong MEA (Masyarakat Ekonomi Eropa).
Rona warni motif Batik melengkapi kombinasi kebaya khas Madura bergaya Islami sangat kental menghiasi di pawai budaya, seperti peragaan Fashion Batik dan iring-iringan Dayang yang mengemban Siri Pinang.
Pawai menampilkan Tari Topeng Getak, Pencak Silat, barisan Sakerah membawa senjata pecut dan berpakaian khas Madura. Bupati Achmad Syafii, berpesan, kilas balik berdiri Pamekasan selain menghargai jasa pendahulu juga mengisi pembangunan dengan berinovatif.
Masih menyambut Hari Jadi Pamekasan, Se-malam di Madura juga menyongsong Karapan Sapi piala Presiden RI ditampilkan music, lagu dan tarian budaya daerah empat kabupaten di Madura, berlangsung di taman Monumen Arek Lancor Pamekasan.
Hiburan merakyat dimotori Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan Pamekasan, dihadiri Kepala Bakorwil IV Madura, Bupati Se Madura, Forpimda dan mantan Wabup Pamekasan, H. Kadarisman Sastrodirwrjo, undangan dan ratusan masyarakat.
Kegiatanh tersebut dibuka Bupati Pamekasan, Achmad Syafii dengan menabuh Rabana (Terbang, Red) itu, diawali Tarian pembuka Song-song Seno dan pegelaran fashion menggunakan pakaian Batik dibawakan putri-putri Madura.
Gebyar pesona Madura bukan sekedar Etnis, kultur dan sebagai pemersatu banga dalam ikut pembangunan ekonomi. Motto ini tergambar di setip tampilan Tarian yang diambil dari cerita Rakyat Madura dikenal Tanggung, Keras dan Berbudi, walau berada diperantauan.
Tarian Blenja’an arti “Penjual sayu” dari Kab. Pamekasan, yaitu para si Ale randin manis, berpakaian kebaya bersarung motif batik menyunggul bakul sayur. Mencerita perjungan wanita Madura yang sederhana dan gigih membantu ekonomi keluarga.
Tarian Rembang, mencerita kemampuan wanita Pamekasan dalam membuat Krupuk Tangguk yang berukuran 30 X 50 sentimeter. Kabupaten Bangkalan, menampilan tarian Buk Mariyah. Tarian memakai topeng bercerita seorang penjual sayur punya karakter pelawak.
Pulau Madura di kelilingi laut dan kegigihan para nelayan menggali potensi laut diceritakan dalam tarian berjudul Remo Madura, dari Kab. Sampang. Tari Pajang, dari Kab. Sumenep, cerita tentang ritual “Nyadar” oleh penduduk asal Bali dalam mengelola Garam. Pekerjaan ini diberi kepada Angga Gipa, oleh Pangeran Onggko Suko sebagai hadiah membantu perjuangan rakyat sumenep melawan tentara Tar-tar.. [din]

Tags: