Batik Origami Paduan Budaya Indonesia – Jepang

Monica Witarsa

Monica Witarsa
Sebuah prestasi gemilang digoreskan Monica Witarsa melalui motif batik origami karyanya. Tak tanggung-tanggung, prestasi mahasiswa Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (Ubaya) ini diperoleh melalui sayembara desain batik internasional yang diselenggarakan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Jepang.
Mahasiswi kelahiran 1995 ini mendesain dan membuat Batik Origami. Bertemakan batik origami, konsep batik ini dilengkapi dengan beberapa filosofi dari gambar-gambarnya. Ia berusaha memadukan kebudayaan Indonesia dan Jepang. Contoh tema yang menggambarkan Jepang, seperti gambar bangau putih yang melambangkan impian serta perdamaian dunia, bunga sakura yang merupakan suatu bunga khas Jepang, dan dipadukan dengan gambar pemandangan yang menjadi ciri khas Indonesia.
Mahasiswi semester 5 ini mengakui, awal mulanya mendapat informasi mengenai sayembara ini melalui teman dan pembina sewaktu belajar batik di luar kampus.  Tak perlu waktu dan pertimbangan lama, Monic pun langsung tertarik dan mendaftar secara online. Syaratnya, dia harus mengumpulkan desain batik secara digital ke panitia di Jepang.
“Dari prose situ saya masuk kategori 10 besar. Setelah itu saya diminta merealisasikan konsep dalam bentuk karya untuk kemudian dikirimkan ke Kedutaan Besar Indonesia di Jepang,” tutur mahasiswi pindahan dari Korea ini.
Di atas selembar kain berukuran 50 x 50 cm, Monic pun mulai membuat batiknya. Menggores motif origami dengan penuh hati-hati. Butuh waktu berhari-hari dalam proses mencanting, mewarnai sampai tiga kali, dan proses lainnya. Akhirnya, batik berwarna coklat tua, coklat muda, orange, biru tua, kuning dan hitam itu pun dikirimkan ke Jepang.
Setelah pengumuman pemenang pada 30 Agustus lalu, mahasiswi dua bersaudara ini pun dinyatakan berhasil meraih juara 3. Pemberian hadiah dan setifikat diadakan di Jepang, pada 30 September mendatang. “Ada support oleh dari orang-orang disekitar saya, seperti pembina, keluarga, serta Ubaya,” ungkap dia. Setelah lomba ini, Monic pun berencana mngikuti Lomba Indonesia Fashion and Craft Award 2017, di Pulau Dewata, Bali.
Monic mengakui kekagumannya terhadap batik karena nilai khas yang dimilikinya. Karena itu salah jika ada yang mengira bahwa batik hanya cocok dikenakan oleh orang tua. “Justru sebagai anak muda penerus bangsa ini untuk melestarikan dan mempromosikan ke dunia internasional,” pungkas dia. [tam]

Tags: