Bau Limbah, Warga Enam Desa di Kabupaten Lamongan Luruk PT BMI

Masyarakat yang demo di tanggul bendungan limbah PT Bumi Menara Internusa Lamongan.(Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan, Bhirawa
Bau tak sedap dan menyengat melalui udara yang bersumber dari limbah pabrik PT Bumi Menara Internusa membuat ratusan masyarakat yang ada enam desa harus meluruk pabrik yang bergerak di pengelolahan udang di Dusun Gajah , Desa Sri Rande , Lamongan Selasa(27/12).
Ratusan warga tersebut menuntut supaya PT.BMI harus bisa menyelesaikan persoalan limbah yang dampaknya meluas hingga pada sektor pertanian warga.
Datang meluruk ke lokasi , warga yang mengajukan protes tersebut dihadang dengan aparat kepolisian dengan ketat , sehingga masyarakat 6 Desa itu hanya mampu menyampaikan aspirasinya di pintu masuk perusahaan.
“Kita melakukan demo kali ini karena limbah yang bau menyengat ini mas dan dampaknya sangat merugikan kami di 6 desa” ujar Aryan warga yang terdampak limbah kepada Bhirawa.
Bahkan, kata Aryan, di Desa Gajah itu limbah cair telah masuk ke sektor pertanian.Tentunya ini sangat berbahaya dan mengganggu aktifitas pertanian.
“Ikan – ikan dan padi banyak yang terdampak , untuk itu aksi demo hari ini kita lakukan oleh masyarakat yang ada di enam desa yang terdampak dari limbah PT BMI.Enam Desa itu antara lain Desa Sidobinangun ,Rejo Sari Pandanpancur, Desa Sri Rande , Ploso Mbuden , Desa Nggajah , Desa Deket Wetan”Terangnya.
Aryan menegaskan,warga ingin persoalan limbah ini segera mungkin di tuntaskan. Kami tidak mau tahu menahu bagaiamana caranya yang penting harus segera di selesaikan. “PT.BMI jangan mengambil keuntunganya saja , masayarakat ini juga punya hak untuk hidup dengan nyaman.” Tegas Aryan.
Lebih jauh dia menjelaskan, warga sudah beberapa tahun ini telah melakukan upaya komunikasi , tetapi tidak juga di hiarukan.”Kami mohon dari bapak kementerian dan pemerintah yang bertanggungjawab baik soal perijinan lingkungan dan pihak Dinas Lingkungan Hidup memperhatikan hal ini” Pinta Aryan.
Aryan juga meminta kepada pimpinan negara untuk supaya memberikan penenkanan.”Untuk bapak Presiden supaya memberikan penekanan terhadap semua pihak supaya bisa terselesaikan masalah ini.Pak Presiden segera turun untuk memberikan penekanan terhadap persoalan limbah ini”Pintanya.
“Saya yakin pabrik harus mempunyai ijin dan pengelolahan yang benar soal limbahnya, karena sudah menjadi tanggungjawab pemilik pabrik”Tegas Aryan warga Desa Sri Rande Lamongan.
Pada jalanya aksi di lapangan seluruh massa di minta tenang dan pihak perusahaan meminta perwakilan untuk di lakukan mediasi. Namun hasil mediasi daei pihak perusahaan , pemerintah dengan warga yang demo tidak menemukan titik temu.
Perwakilan pengunjuk rasa Rudianto menjadi pebyambung lidah masyarakat saat mediasi.”Selama 3 tahun berturut – turut 6 Desa terkena dampak bau limbah serta ada 2 Desa yang terkena limbah cair yang masuk ke aliran irigasi pertanian.Komunikasi dengan PT BMI melalui Pemerintahan Desa sampai dengan saat ini tidak ada titik temu penyelesaian”Kata Rudi saat mediasi di ruangan.
Berbagai tuntutan yang di layangkan adalah PT BMI harus menghentikan sementara produksi sampai dengan penyelesaian perbaikan pengelolahan limbah.
Keluhan lain disamoaikan Bambang , Sebelum ada PT BMI aktivitas masyarakat baik – baik saja,setelah ada PT BMI limbahnya berpengaruh terhadap aktivitas baik makan, proses belajar mengajar dan ibadah.
Dampak limbah PT BMI sangat serius seharusnya pengelolahan limbah harus dikelola dengan baik.
Andreas Kepala Menejemen PT BMI menanggapi beberapa tuntutan.Ia mengatakan, Sebelumnya kami meminta maaf namun kami sudah berupaya dalam pengelolaan limbah dan berdiskusi dengan Dinas lingkungan Hidup” Kata Andreas.
Saat ini,Lanjutnya, limbah tetap kami tampung dalam pabrik sehingga kami memerlukan cenikel yang tidak merusak lingkungan supaya bau limbah dapat teratasi.
Bau limbah ini karena adanya kesalahan kerjasama dengan pihak pengelola limbah sehingga tidak bisa mengatasi pengelolahan limbah.
Kami sudah mengurangi produksi dan kita sudah memesan beberapa mesin untuk mengelola limbah serta dalam waktu 1 bulan permasalahaan limbah sudah selesai.”Kita tidak akan menghentikan produksi karena pertimbangan yaitu nasib karyawan”Terangnya.
Sementara itu Farid Budi dari Dinas BLH Lamongan juga terkesan lempar bola panas.”Kami sudah meminta kepada BMI untuk menurunkan produksinya serendah – rendahnya dan menyelesaikan pengelolahan limbah karena bakteri harus ada makanan dan membutuhkan waktu dalam prosesnya”Terangnya.
Dari mediasi yang dilakukan tidak menemui titik temu. Joko yang merupakan perwakilan mediasi geram dan mengancam akan melakukan aksi kembali.”Kita sudah berkomunikasi dengan PT BMI berkali – kali, namun sampai dengan saat ini tidak ada etikat baik dalam penyelesaian limbah PT BMI.
Apabila dalam dalam mediasi kali ini tidak ada titik temu maka kami akan melakukan aksi kembali baik kepada PT BMI dan kepada Bupati Lamongan”Pungkasnya.
Sejumlah perwakilan aksi yang telah melakukan mediasi kemudian keluar dari ruangan dan menyampaikan kepada massa yang menunggu hasilnya. Namun hasil yang tidak ada titik temunya membuat masyarakat tidak puas.
Massa masih tidak terima dan sempat bentrok dengan aparat kepolisian. Tetapi bentrok tersebut tidak sampai berlarut. Massa kemudian membubarkan diri dengan rasa yang tak puas. [Mb9]

Tags: