Bau Menyengat Membuat Warga Sekitar Susah Tidur

Dea Mahardian mununjukkan bunga Rafflesia Arnoldi yang tumbuh di tanah kosong samping rumahnya, Desa Suko Legok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.

Dea Mahardian mununjukkan bunga Rafflesia Arnoldi yang tumbuh di tanah kosong samping rumahnya, Desa Suko Legok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.

Bunga Bangkai Tumbuh di Sidoarjo
Sidoarjo, Bhirawa
Dua bunga bangkai atau Rafflesia Arnoldi ditemukan tumbuh di Desa Suko Legok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo. Tumbuhnya tanaman ini menggegerkan warga karena baunya yang menyengat.
Ternyata bunga bangkai tidak saja berada di Kebun Raya Bogor, tapi juga bisa tumbuh di Sidoarjo. Tepatnya di Desa Suko Legok. Tanaman ini tumbuh di dekat rumah Dea Mahardian (25). Dea yang memiliki rumah yang dekat dengan lokasi penemuan bunga langka itu mengatakan, sejak tiga hari terakhir, warga di desanya diresahkan dengan aroma tak sedap yang menyerbak di kawasan RT 10 RW 4.
Setelah ditelusuri, ternyata bau menyengat tersebut berasal dari dua bunga Rafflesia Arnoldi yang tumbuh di balik ilalang.
“Sempat takut dikira bau mayat. Tapi karena penasaran, paginya saya dan anak saya mencari asal bau itu. Setelah mendekati rerumputan, ternyata ada dua bunga Rafflesia yang mulai tumbuh. Saya tak berani memotong atau membersihkan. Siang sampai sore kemarin, bunga semakin mekar dan semakin membesar,” kata Dea, Rabu (11/11) kemarin.
Guru TK dan SD ini makin terkejut setelah mengetahui muncul tiga bakal bunga bangkai lain tak jauh dari penemuan pertama. “Sekarang muncul lagi tiga bunga, posisinya masih satu lokasi di tanah kosong samping rumah. Mekarnya cepat sekali. Saya tak berani membersihkan semak-semak itu karena khawatir ada ular. Biar nanti suami saya yang membersihkan,” ujarnya.
Dea mengatakan, kemunculan bunga raksasa itu membuat keluarganya dan warga sekitar susah tidur. Sebab aroma tak sedap dari kelopak bunga berwana merah kehitaman itu terus tercium dari dalam rumah.
Bunga Rafflesia Arnoldi adalah tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Bunga ini ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kg.
Koordinator Peneliti Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan Dr Titut Yulisyarini menerangkan bunga yang ditemukan Dea ini bernama Amorphopallus Cmpanulapus, atau istilah umumnya suweg.
Bunga ini masih satu kerabat dengan Amorphopallus Titanum. Bedanya, untuk yang Titanum memiliki ukuran raksasa hingga 2 meter, sementara Campanulapus memiliki ukuran mini. “Bedanya hanya di ukuran dan tempat habitat. Kalau yang Titanum itu hanya ditemukan di hutan, sangat jarang bisa tumbuh di pekarangan seperti yang di Sidoarjo,” inbuh Titut.
Bunga ini bisa tumbuh karena benihnya disebar oleh hewan, biasanya serangga. Bunga ini memiliki dua fase tumbuh, vegetatif dan generatif. Bunga ini tumbuh di lingkungan lembab. “Kalau digali akan ketemu umbinya. Umbinya itu bisa dimakan,” ujar Titut. [Achmad Suprayogi]

Tags: