Bawa Lima Misi, Tim Barunastra Optimis Juara Dunia Roboboat

Tim Barunastra saat memberikan penjelasan kapal Nala Heroes kepada Rektor ITS Prof Joni Hermana di halaman Rektorat ITS Selasa (5/6).

Surabaya, Bhirawa
Setelah puas berada di posisi ke empat kejuaraan International, kini Tim Barunastra Intitute Sepuluh Nopember Surabyaa (ITS) membawa misi baru dalam kejuaraan 11 11th Annual International Roboboat Competition yang akan di helat pada 18 hingga 24 Juni mendatang di Florida, Amerika Serikat (AS).
Diungkapkan ketua tim Barunastra Khalif Aji jika dalam kejuaraan tersebut pihaknya mengembangkan kapal tanpa awak yang dinamakan Nala Heroes. Kapal autonomous tersebut, diakui sudah dipersiapkan untuk menyelesaikan lima misi dengan menggunakan berbagai macam sensor. Ke limanya antara lain, SRF yang berfungsi sebagai sensor jarak jauh, kamera untuk menangkap gambar sekitar seta dua buah GPS yang digunakan untuk hasil navigasi yang lebih akurat.
“Kelima misi yang akan dijalankan tidak terlalu berbeda dengan tahun sebelumnya. Tapi untuk kali ini, tim kami menargetkan menaklukkan seluruh misi yang ada” ungkapnya. Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Aji ini mengaku jika timnya selalu melakukan pengembangan dari kapal-kapal sebelumnya.
“Kami selalu lakukan pengembangan. Ada beberapa keunggulan pada Nala Heroes di banding Nala VS” imbuhnya.
Di antaranya, tambah dia, pada sistem mekanik propulasi elektronik dan program. Di mana keunggulan sistem mekanik sendiri meliputi tingkat stabilitasi tinggi, jenis lambung catamaran paling baik untuk bermanuver, sistem blok memudahkan maintenance, letak ruang muat yang tinggi meminimalisir kerusakan komponen karena air, ruang muat terpisah dari lambung yang memudahkan maintenance komponen elektronik.
“Kami juga diunggulkan pada posisi dronepad yang luas sehingga meminimalisir jatuhnya drone akibat error system serta lambung dari filberglass yang tahan terhadap kerusakan oleh air” lanjut dia.
Aji menambahkan jika secara teknis, kejuaraan tersebut tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Di mana ada trial dan kualifikasi pada hari pertama serta final pad ahari terakhir. “Demi persiapan yang lebih matang, kami memutuskan untuk tiba setidaknya lima hari sebelum perlombaan” paparnya.
Mahasiswa Departement Teknik Sistem Perkapalan ITS ini menuturkan, setidaknya ia bersama timnya membutuhkan kurun waktu selama enam bulan untuk menyiapkan Nala Heroes berlaga di Amerika Serikat. “Hingga saat ini tim kami masih fokus pada persiapan mental juga fisik untuk kompetisi dua minggu mendatang. Simulasi lomba pun rutin dilakukan di Danau Delapan ITS agar kapal siap secraa optimum” Ulasnya.
Perhelatan 11th Annual International Roboboat Competition ini bukanlah hal yang asing bagi Tim Barunastra. Setelah sebelumnya, di ajang kejuaraan yang sama pada tahun 2017 lalu, Tim Barunastra harus puas berada di peringkat empat dan tiga. “Dua tahun sebelumnya, kami pernah menyabet Savitsky Award for Speed and Maneuveribility. Dan target tahun ini harus bisa mengibarkan Sang Merah Putih di Amerika dengan membawa gelar juara” harap Aji usai peluncuran kapal tanpa awak Nala Heroes di gedung Rektorat pada Selasa (5/6).

Perbaiki Kesalahan, Tim Baranustra Masih Unggulkan Kecepatan
Kesempatan berlaga di kancah International dimanfaatkan kubu Tim Barunastra untuk menyabet gelar juara yang sempat tertunda satu tahun silam. Dengan membawa lima misi, Tim Barunanstra optimis untuk bisa meraih peringkat pertama. Dosen Pebimbing tim Barunastra Rudy Dikairono ST MT mengungkapkan jika salah satu faktor yang menyebabkan tim Barunastra harus puas di peringkat ke empat adalah masalah kerusakan motor. “salah satu motor pada kapal kita mengalami kerusakan sehingga kapal tidak bisa belok” Ungkap dia
Untuk mengatisipasi hal tersebut agar tidak terjadi lagi, lanjut dia, tahun ini tim kami menggunakan motor yang lebih baik. Selain itu, pihaknya juga menuturkan membawa cadangan motor yang akan digunakan pada awal pertandingan. “Jadi mungkin bisa dibedakan anatara komponen yang dipakai untuk trial dan komponen yang digunakan untuk lomba” tuturnya.
Rudi Dikairono menuturkan jika disetiap tahunnya aka nada peningkatan misi dalam kejuaraan 11th Annual International Roboboat Competition. Untuk tahun ini, diungkapkan masing-masing misi memerlukan perlengakapan dan komponen kapal yang berbeda. “Misalnya, drone dari kapal nanti akan keatas digunakan untuk mengambil gambar dari udara kemudian kembali lagi ke kapal” beber dia.
Lebih lanjut, misi yang harus dicapai oleh tim Barunastra adalah kapal harus bisa mengikuti bendera yang dijalankan dengan menggunakan sensor SRF. Sehingga untuk menggerakan kapal, Nala Heroes tidak menggunakan remote sama sekali. Di sisi lain, pada dua tahun yang lalu, di akui Rudy timnya masih unggul dalam segi kecepatan. “Tahun ini kita berusaha mendapat juara pada kecepatan dengan memberikan daya dan motor yang lebih kuat di kapal kita” sahutnya.
Sementara itu, kendala cuaca masih menjadi faktor utama tantangan kapal tanpa awak Nala Heroes. Rudy menjelaskan jika perubahan cahaya dari terang menjadi mendung akan berpengaruh pada sistem kamera. “Sebagian besar kapal kita menggunakan sistem kamera. Jadi perubahan cahaya yang menjadi kendala bagi kami. Selian itu faktor cuaca di Amerika juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” ujarnya
Namun, tambah dia, meskipun begitu ia mengaku jika tim nya akan berusaha secara optimal untuk hasil yang terbaik yaitu mengibarkan bendera Sang Merah Putih dan menyabet gelar utama. “Setiap negara punya kans untuk jadi juara, tapi kita berusaha secara optimal untuk hasil yang terbaik” Pungkasnya
Bagi Rektor ITS, Prof Joni Hermana mengakui jika banyak faktor yang harus diperbaiki untuk menjadi seorang juara. Di samping kesiapan matang secara teknisi, hal lain yang tak kalah penting adalah masalah mental. “Kesiapan mental jadi penentu faktor luck teman-teman berlaga di Amerika. Dengan berbagai kompetisi yang diikuti awal tahun lalu, saya rasa uitu sudah jadi laga pemanasan bagi mereka. ini sudah saatnya mereka layak menjadi juara dunia” Harap Prof Joni.
Di akhir pelepasan tim Barunastra, Prof Joni juga berpesan agar para anggota tim yang akan berlaga, lebih menekankan pada proses yang dilalui selama bertanding, bukan pada hasilnya nanti.
“Karena hakikat yang sebenarnya dari berkompetisi adalah bagaimana membangun rasa percaya diri dan melawan diri dari rasa takut, selebihnya saya berharap perjuangan kalian akan berbuah manis,” pungkasnya memotivasi tim yang akan berlaga. [ina]

Tags: